TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador dikabarkan akan meminta Presiden Joe Biden untuk menyumbangkan pasokan vaksin Covid-19 AS ke Meksiko, ketika kedua pemimpin mengadakan pertemuan virtual pada hari Senin, kata pejabat AS dan Meksiko.
Joe Biden terbuka untuk membahas masalah ini sebagai bagian dari upaya regional yang lebih luas untuk bekerja sama dalam memerangi pandemi Covid-19, tetapi akan memprioritaskan kebutuhan untuk memvaksinasi sebanyak mungkin orang Amerika, kata seorang pejabat Gedung Putih yang enggan disebut namanya, dilaporkan Reuters, 1 Maret 2021.
Lopez Obrador telah menjadi salah satu pemimpin paling vokal di negara berkembang yang mendesak negara-negara terkaya untuk meningkatkan akses negara-negara miskin ke vaksin. Dia menyebut sistem distribusi saat ini "sama sekali tidak adil".
"Kami sangat berharap hal itu akan terjadi," kata pejabat Gedung Putih ketika ditanya apakah Lopez Obrador kemungkinan akan mengajukan permintaan untuk vaksin bersama ketika para pemimpin mengadakan pertemuan virtual pertama mereka sejak pelantikan Biden pada 20 Januari.
Seorang pejabat Meksiko mengatakan Lopez Obrador akan meminta pinjaman pasokan vaksin AS, untuk dibayar kembali ketika vaksin yang kontraknya dengan Meksiko dikirimkan pada akhir tahun.
Kantor Lopez Obrador tidak segera menanggapi permintaan komentar. Menurut outlet media Meksiko Proceso, Lopez Obrador mengangkat masalah tersebut dengan Biden dalam panggilan telepon bulan Januari tak lama setelah pelantikannya.
Agenda KTT, yang akan diadakan secara virtual karena kekhawatiran Covid-19, juga diharapkan mencakup migrasi, masalah bilateral yang paling sulit, bersama dengan kerja sama penegakan hukum dan rencana pembangunan ekonomi untuk Meksiko selatan dan Amerika Tengah, kata pejabat AS itu.
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mendengarkan lagu kebangsaan saat ia tiba untuk berpidato pada acara ulang tahun keduanya sebagai presiden Meksiko, di Istana Nasional di Mexico City, Meksiko, 1 Desember 2020. [REUTERS / Henry Romero]
Meksiko memiliki hubungan yang sulit dengan pendahulu Biden, Donald Trump, meskipun Lopez Obrador, seorang sayap kiri, menjalin kemitraan yang saling menguntungkan dengan Presiden Trump saat mereka berupaya membendung migrasi dari Amerika Tengah.
Joe Biden telah membatalkan apa yang Gedung Putih sebut sebagai kebijakan imigrasi era Trump yang "kejam", yang menutup rute ke suaka di Amerika Serikat, sambil mencoba untuk mengekang peningkatan arus pendatang baru yang tidak berdokumen sampai sistem untuk imigrasi AS dirombak.
Pejabat Gedung Putih mengatakan Biden bertekad untuk menjauh dari memerintah lewat Twitter seperti mantan Presiden Trump, dan membangun kembali kontak yang lebih tradisional.
Pejabat itu mengatakan, Amerika Serikat mengakui perlunya membuat strategi untuk membantu tetangganya karena perbatasan nasional tidak dapat menutupnya dari pandemi.
"Setelah kami benar-benar mengendalikan pandemi, pemulihan ekonomi adalah di mana kami pada akhirnya harus membuka perbatasan kami," kata pejabat AS itu. "Tapi kita tidak bisa membuka perbatasan kita jika Kanada dan Meksiko belum menangani pandemi dengan cara yang sama. Jadi, kolaborasi dengan Meksiko adalah prioritas utama."
Meskipun Biden telah meningkatkan pendanaan untuk upaya internasional memerangi Covid-19, ia dapat menghadapi dampak politik jika ia bergerak terlalu cepat untuk mengirimkan vaksin ke negara lain ketika Amerika Serikat masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan vaksin corona dalam negeri.
Program inokulasi Meksiko telah tertunda karena pengiriman yang lambat, meskipun ada kesepakatan dengan pembuat obat internasional untuk dosis 126 juta orang di Meksiko.
Dengan pengiriman Pfizer Inc yang terlambat dari jadwal, Meksiko berusaha keras untuk mengisi kekosongan, mendapatkan pengiriman awal Sputnik V Rusia dan Sinovac China.
Pemerintah telah memberikan suntikan pertama kepada lebih dari 1,8 juta orang, atau 1,4% dari populasi. Meksiko telah menderita 185.000 lebih kematian akibat Covid-19 dan lebih dari 2 juta infeksi virus corona.
Sumber lain dari ketegangan AS-Meksiko adalah penyelidikan narkoba AS terhadap mantan menteri pertahanan Meksiko Salvador Cienfuegos. Penangkapan Cienfuegos oleh AS pada bulan Oktober telah menjadi bola panas di Meksiko, yang membalas dengan pembatasan pada operasi penegakan narkoba AS.
Baca juga: Presiden Meksiko Tetap Enggan Pakai Masker Meski Baru Sembuh dari Covid-19
Ditanya apakah Meksiko telah mengurangi kerja sama keamanan, pejabat Gedung Putih mengatakan, "Apa yang kami temukan adalah bahwa kolaborasi dan komunikasi kami dengan penegak hukum Meksiko terus berlanjut."
Lopez Obrador juga mengatakan kepada Amerika Serikat untuk tidak ikut campur dalam kebijakan energi Meksiko, yang mencerminkan pandangan pemerintahan baru AS akan berusaha untuk membela kepentingan investor saat Meksiko mau mengubah aturan yang mendukung perusahaan mintak dan listrik negara.
Terlepas dari pandangan beberapa investor bahwa perubahan kebijakan dapat melanggar kesepakatan perdagangan Perjanjian Amerika Serikat-Meksiko-Kanada (USMCA), pejabat Gedung Putih mengatakan "tidak jelas apakah telah terjadi pelanggaran USMCA" sambil menekankan perbedaan apa pun antara Meksiko dan Amerika Serikat dapat diselesaikan secara hormat.
REUTERS