TEMPO.CO, Jakarta - Perdana menteri pertama sekaligus bapak pendiri Papua Nugini, Sir Michael Somare, wafat pada usia 84 Jumat pagi.
Sir Michael Somare menjadi tokoh yang membawa kemerdekaan Papua Nugini dari Australia 1975, dan salah satu politisi yang paling lama menjabat di PNG.
Kematian Somare dikonfirmasi anggota keluarga, dikutip dari ABC, 26 Februari 2021. Dia meninggal pagi ini setelah didiagnosis menderita kanker pankreas stadium akhir dan dirawat di rumah sakit Port Moresby pada 19 Februari, kata anggota keluarganya.
"Sayangnya, kanker pankreas adalah salah satu kanker paling agresif yang jarang terdeteksi secara dini. Kami sebagai keluarga hanya memiliki waktu dua minggu untuk mencari kemungkinan pengobatan untuk ayah kami," kata pernyataan dari putrinya Betha Somare.
PM Papua Nugini Michael Somare. telegraph.co.uk
Michael Thomas Somare lahir pada tanggal 9 April 1936 di Rabaul, sebuah kota pesisir di wilayah yang saat itu merupakan wilayah mandat Australia di New Guinea, dan dibesarkan di Provinsi Sepik Timur, wilayah yang ia wakili di parlemen.
Pada tahun 1972, Sir Michael terpilih sebagai Menteri Utama wilayah itu dan berjanji untuk memimpinnya menuju pemerintahan sendiri dan kemudian kemerdekaan.
Hanya tiga tahun kemudian, Papua Nugini memperoleh kemerdekaannya dan Michael Somare menjadi perdana menteri pertama PNG pada usia 39 tahun.
Sir Michael mempersatukan negara yang terpecah dengan tiga juta orang dan 700 kelompok bahasa pada akhir 1960-an dan awal 1970-an. Dia menganjurkan kekuatan melalui kemerdekaan setelah lebih dari 70 tahun pemerintahan Australia.
"Banyak orang di negara ini mengira kami tidak akan mampu melakukannya, bahwa kami hanya berbicara untuk dua atau tiga puluh tahun mendatang, sementara saya berbicara untuk dua atau tiga tahun," kata Sir Michael tak lama setelah kemerdekaan, dikutip dari SBS Australia.
Baca juga: Ini Sebab Papua Nugini Punya Dua Perdana Menteri
Karier politiknya membentang lebih dari lima dekade, menjadi salah satu pendiri partai politik pertama di negara itu, Partai Pangu, yang memimpin pemerintahan pertama negara yang berdaulat dengan dia sebagai perdana menteri.
Seorang tokoh yang menjulang tinggi dalam politik regional Pasifik, Sir Michael Somare menjalin hubungan diplomatik dengan Cina tak lama setelah kemerdekaan Papua Nugini, membantu menengahi perjanjian bebas nuklir Pasifik Selatan, dan tidak pernah jauh dari sorotan atau pusat kekuasaan.