TEMPO.CO, Jakarta - Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson bakal menjadi vaksin berikutnya yang mendapat pengesahan dari Badan Regulator Obat-obatan Amerika (FDA). Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, FDA mendapati vaksin COVID-19 Johnson & Johnson aman dan efektif digunakan sepanjang proses pengkajian.
Jika tidak ada halangan, FDA akan mengesahkannya vaksin COVID-19 Johnson & Johnson pada pekan ini. Adapun targetnya adalah pengesahan pada hari Jumat esok. Sejauh ini, FDA baru mengesahkan vaksin COVID-19 dari Pfizer dan Moderna.
"Vaksin terbukti efektif mengurangi resiko COVID-19, terutama 14 hari setelah vaksinasi," bunyi laporan FDA, Kamis, 25 Februari 2021.
FDA melanjutkan, pihaknya hanya mendapati dua kasus 14 hari pasca vaksinasi yang membutuhkan intervensi medis. Untuk kasus 28 hari pasca vaksinasi, tidak ada satupun penerima produk Johnson & Johnson yang membutuhkan bantuan medis.
Soal efek samping, FDA menyatakan hanya tiga penerima vaksin yang menunjukkan gejala tersebut. Namun, gejalanya tidak berat sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran apapun soal vaksin COVID-19 Johnson & Johnson.
"Efek yang paling banyak muncul setelah vaksinasi adalah 48,6 persen rasa nyeri, 39 persen pusing, 38 persen kelelahan, 33,2 persen pegal-pegal, 9 persen demam, dan 0,2 persen demam tinggi," ujar FDA melengkapi.
Sebelumnya, dalam uji global, vaksin Johnson & Johnson juga sudah dinyatakan efektif terhadap berbagai varian COVID-19. Sebanyak 44 ribu orang terlibat dalam uji coba tersebut.
Efektivitasnya beragam mulai dari 72 persen dalam uji coba di Amerika, 66 persen di Amerika Latin, dan 57 persen di Afrika Selatan di mana varian baru telah menyebar. Namun, secara garis besar, vaksin COVID-19 Johnson & Johsnon 85 persen efektif menangkal gejala parah.
Baca juga: Israel Akan Buka Ekonominya pada 5 April Setelah Vaksinasi Covid-19 Rampung
ISTMAN MP | AL JAZEERA