TEMPO.CO, - Massa pendukung dan penentang kudeta militer terlibat bentrok di jalan-jalan Yangon, Myanmar saat pihak berwenang menghalangi mahasiswa yang ingin berdemonstrasi meninggalkan kampus.
"Kami para mahasiswa harus meruntuhkan kediktatoran. Sejak kudeta, hidup kami menjadi tanpa harapan, mimpi kami telah mati," kata Kaung Sat Wai, 25, di luar kampus universitas utama Yangon, dikutip dari Channel News Asia, Kamis, 25 Februari 2021.
Baca Juga:
Pada saat yang sama, sekitar seribu pendukung militer berkumpul untuk unjuk rasa di Yangon tengah.
Beberapa dari mereka mengancam fotografer berita, kata seorang pekerja media. Bentrokan pun pecah antara demonstran pro dan anti-militer. Seorang fotografer dilaporkan mengalami luka.
Seorang saksi mata mengatakan pendukung militer melemparkan batu dan menembakkan ketapel. Ada laporan penikaman namun belum terkonfirmasi.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak tentara merebut kekuasaan pada 1 Februari dan menahan pemimpin pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi dan sebagian besar pimpinan partainya. Militer beralasan pemilu yang dimenangkan partai Suu Kyi penuh kecurangan.
Sejak itu unjuk rasa terus terjadi setiap hari di seluruh negeri. Ribuan massa dari berbagai kalangan turun ke jalan untuk memprotes kudeta militer dan meminta pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi dibebaskan.
Baca juga: Gerilya Retno Marsudi Bantu Penyelesaian Konflik Myanmar
Sumber: CHANNEL NEWS ASIA