TEMPO.CO, - Parlemen Kanada menyatakan perlakuan Cina terhadap minoritas Muslim Uighur merupakan genosida. Hal ini memberi tekanan pada pemerintah Perdana Menteri Justin Trudeau untuk melakukan hal yang sama.
Mosi tersebut, yang disponsori oleh oposisi Partai Konservatif, disahkan dengan suara 266-0 di House of Commons pada Senin, meskipun Trudeau dan hampir seluruh kabinetnya abstain.
“Lebih dari satu juta orang Uighur dan Muslim Turki lainnya berada atau telah berada di kamp. Kesaksian yang kami dengar dari para saksi dan penyintas (telah) mengerikan," kata pemimpin Partai Konservatif, Erin O'Toole, dikutip dari Aljazeera, Selasa, 23 Februari 2021.
O'Toole mengatakan ada penderitaan nyata yang terjadi di Cina. “Ada genosida terjadi dan orang Kanada, sementara kami adalah pedagang bebas dan saya sangat bangga menjadi partai pasar bebas, nilai-nilai kami tidak untuk dijual,” ucap dia saat ditanya tentang potensi dampak ekonomi dari mosi tersebut.
Para pembela hak asasi manusia dan pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan setidaknya satu juta Muslim dipenjara di kamp-kamp di wilayah Xinjiang, Cina. Pemerintah Cina membantah melanggar HAM dan menyebut kamp-kampnya menyediakan pelatihan kejuruan dan diperlukan untuk melawan ekstremisme.
Juru bicara kementerian luar negeri Cina Wang Wenbin mengatakan mosi Parlemen Kanada ini mengabaikan fakta dan akal sehat.
Cong Peiwu, duta besar Cina untuk Kanada, menolak mosi Partai Konservatif itu. "Tidak ada yang disebut 'genosida' di Xinjiang sama sekali," tuturnya.
Ia mendesak Kanada untuk berhenti mencampuri urusan dalam negeri Cina dengan cara apa pun, agar tidak menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada hubungan Cina-Kanada.
Hubungan antara Kanada dan Cina memburuk pada Desember 2018 saat Meng Wanzhou, seorang eksekutif di Huawei, ditangkap di Kanada atas permintaan ekstradisi oleh Amerika Serikat, saat dia dicari atas tuduhan penipuan. Cina menangkap dua warga Kanada - mantan diplomat Michael Kovrig dan pengusaha Michael Spavor - tak lama setelah itu dan menuduh keduanya sebagai mata-mata.
Baca juga: Cina Klarifikasi ke PBB Tuduhan Kekerasan pada Etnis Uighur
Sumber: ALJAZEERA