TEMPO.CO, Jakarta - Para menteri luar negeri Uni Eropa akhirnya memutuskan untuk memberikan sanksi kepada Pemerintah Rusia terkait kasus Alexei Navalny. Dikutip dari kantor berita Reuters, sanksi diberikan kepada empat pejabat senior Rusia yang merupakan orang dekat Presiden Vladimir Putin.
Sanksi tersebut belum disahkan secara resmi. Jika tidak ada halangan, Uni Eropa akan mengesahkannya pada Maret nanti. Saat ini, Prancis, Herman, Polandia, dan negara-negara Balkan tengah mendesak kolega di Uni Eropa untuk bersama-sama mengirim protes ke Putin bahwa debat dan unjuk rasa harus diizinkan di Rusia.
"Hubungan dengan Rusia benar-benar rendah saat ini dan tidak ada kata-kata yang lebih pantas untuk menggambarkannya," ujar Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, Selasa, 23 Februari 2021.
Menurut laporan Reuters, Uni Eropa memberikan sanksi berupa pembukaan aset dan larangan berkunjung ke Eropa. Namun, kepada siapa Uni Eropa menjatuhkan sanksi belum jelas hingga sekarang.
Menurut seorang diplomat Uni Eropa, yang enggan disebutkan namanya, salah satu figur yang menjadi sasaran sanksi adalah Alexander Bastrykin. Bastrykin adalah Kepala Komite Investigasi yang secara langsung menangani kasus-kasus luar biasa di Rusia. Dalam bertugas, dia melapor langsung kepada Putin. Adapun Bastrykin sudah menerima sanksi hak asasi manusia dari Inggris sebelumnya.
Selain Bastrykin, figur lain yang dikabarkan menjadi sasaran sanksi adalah Igor Krasnov, Viktor Zolotov, dan Alexander Kalashinikov. Krasnov adalah Jaksa Agung Rusia. Sementara Zolotov, ia adalah Komandan Garda Nasional Rusia yang sempat berkfrontasi dengan Alexei Navalny di tahun 2018. Adapun Kalashinikov adalah Kepala Penjara Federal, tempat Alexei Navalny ditahan.
Seperti dikatakan sebelumnya, ini bukan sanksi pertama dari Uni Eropa. Sebelumnya, Uni Eropa sudah memberi sanksi kepada enam figur pejabat dan lembaga riset di Rusia yang diyakini terlibat dalam upaya pembunuhan Alexei Navalny.
Alexei Navalny sendiri adalah kritikus pemerintah dan aktivis anti-korupsi. Tahun lalu, ia nyaris tewas karena diracun oleh seseorang, yang diyakini agen Rusia, dengan racun syaraf Novichok. Untungnya, ia selamat karena berhasil dilarikan ke rumah sakit sebelum tewas. Namun, sekembalinya ia ke Rusia dari pengobatan, aparat langsung menangkap Navalny atas tuduhan pelanggaran penundaan hukuman.
Baca juga: Sekutu: Hanya Sanksi Ke Putin yang Bisa Membebaskan Alexei Navalny
ISTMAN MP | REUTERS