TEMPO.CO, Jakarta - PM Boris Johnson akhirnya memaparkan empat tahap pelonggaran lockdown COVID-19 di Inggris pada Senin kemarin, 22 Februari 2021. Ia menyebutnya sebagai "Satu Jalan Menuju Kebebasan" mengingat Inggris sudah tiga kali menerapkan lockdown untuk menekan pandemi COVID-19.
Hal yang paling mendasar dari rencana pelonggaran kali ini, kata Johnson, adalah data. Pihaknya tak lagi menetapkan durasi pelonggaran, melainkan membiarkannya dinamis sesuai perkembangan situasi pandemi di Inggris. Harapannya, dengan mengacu pada data, ia bisa menghindari lockdown keempat yang akan membuat perekonomian Inggris kian terpuruk.
"Tidak ada jalan yang benar-benar kredible menuju Inggris yang bebas COVID-19. Namun, di satu sisi, kita juga tidak bisa terus bertahan dengan segala pembatasan yang mengganggu kesehatan ekonomi, fisik, dan mental kita. Pelonggaran ini akan hati-hati, namun juga bisa disesuaikan kembali," ujar Boris Johnson menegaskan, dikutip dari CNN, Selasa, 23 Februari 2021.
Johnson berkata, ia akan melakukan pelonggaran tahap pertama pada 8 Maret nanti. Sementara itu, untuk tahap keempat, ia berharap bisa melakukannya pada bulan Juni ini sehingga kegiatan perekonomian di Inggris sudah bisa pulih kembali di pertengahan tahun.
Perihal perjalanan internasional, Johnson menyatakan hal itu tidak akan kembali sampai paling tidak 17 Mei nanti. Sementara itu, untuk perjalanan antar empat negara di Inggris yaitu Skotlandia, Irlandia Utara, Inggris Raya, dan Walesm, masih dalam pembahasan.
Per berita ini ditulis, Inggris tercatat memiliki 4,1 juta kasus dan 120 ribu kasus COVID-19. Hal itu menjadikan Inggris sebagai salah satu negara paling terdampak COVID-19 di Eropa
Baca juga: Lockdown Mulai Dilonggarkan, Sekolah di Inggris Buka Kembali pada 8 Maret
ISTMAN MP | CNN