TEMPO.CO, - Sejumlah personel polisi dan tentara di Myanmar dilaporkan memukuli seorang penyandang disabilitas saat membubarkan unjuk rasa di Mandalay pada Senin kemarin. Aksi mereka terekam dalam sebuah video dan disebar melalui media sosial
Korban yang bernama Ko Han Thet Zaw mengikuti protes bersama teman-temannya dengan menjadi relawan mengumpulkan sampah. Ia merupakan penyandang disabilitas fisik dan mental
Dalam video yang tersebar, tampak dia ditendang oleh seorang tentara hingga jatuh dan dipukuli beberapa petugas polisi. Pemuda berusia 21 tahun itu dipukul dua kali di wajah dan lima kali di bahu, menurut keluarganya.
A boy with intellectual disability from Mandalay(Myanmar) was beaten by the police!! pic.twitter.com/NdOSyKVLzV
— Yuri-K (@PiTi53166533) February 16, 2021
Federasi Penyandang Disabilitas Myanmar dan organisasi masyarakat sipil lainnya mengecam tindakan ini. “Warga lain juga menjadi sasaran pemukulan. Tapi dia cacat fisik dan mental dan tidak bisa melarikan diri. Itu adalah intimidasi oleh polisi untuk memukuli orang seperti itu secara brutal,” kata U Aung Ko Myint, ketua federasi, dikutip dari Irrawaddy.com, Ahad, 21 Februari 2021.
Pihak keluarga menyesali aksi petugas keamanan terhadap Ko Han Thet Zaw ini. “Orang lain lari tapi dia tidak bisa. (Polisi) bilang jangan lari, dia hanya berputar-putar lalu dipukuli. Dia jatuh dan seorang tetangga melihatnya dan membawanya pulang," kata pamannya.
“Saya tidak menerima kekerasan secara anarkis. Saya mengutuk melakukan kekerasan kelompok seperti geng terhadap seseorang yang memiliki disabilitas mental," ucap dia.
Myanmar meratifikasi Konvensi PBB tentang Hak-hak Penyandang Disabilitas pada 2011 dan mengesahkan Undang-Undang tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas pada 2015. “Tidak peduli siapa yang menjabat dan mengambil kendali, mereka harus mematuhi konvensi. Itu melarang kekerasan terhadap orang-orang cacat fisik dan mental,” kata ketua U Myat Thu Win dari Shweminthar Foundation, yang membantu orang-orang cacat.
Pada hari Selasa, militer Myanmar juga menahan seorang anggota parlemen regional untuk Kotapraja Einme di Wilayah Ayeyarwady, yang memiliki disabilitas.
BACA JUGA: Lagi, Unjuk Rasa di Myanmar Memakan Korban Jiwa
Sumber: IRRAWADDY