TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh oposisi Rusia Alexei Navalny kalah dalam gugatan untuk memperjuangkan apa yang disebutnya keputusan bermuatan politik untuk memenjarakannya selama hampir tiga tahun. Namun putusan pengadilan untuk Navalny lebih ringan dari tuntutan jaksa.
Pengadilan di Ibu Kota Moskow menolak banding yang diajukan Navalny. Sebaliknya, pengadilan memperpendek masa tahanan Navalny menjadi enam pekan, yang sebelumnya dituntut 3,5 tahun.
Akan tetapi, putusan itu juga mempertimbangkan jumlah masa tahanan rumah yang sudah dijalani Navalny, maka total keseluruhan Navalny sudah menghabiskan masa tahanan 2 tahun 8 bulan.
Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny saat mendengarkan pengumuman putusan pengadilan di Moskow, Rusia pada 2 Februari 2021. Amerika Serikat, Inggris, dan Jerman mendesak Rusia segera membebaskan Navalny. Press Service of Simonovsky District Court/Handout via REUTERS
Sebelumnya pada Sabtu, 20 Februari 2021, pengacara Navalny mengatakan kliennya mungkin bisa menghabiskan sedikitnya lebih dari 2,5 tahun penjara.
“Mereka sudah mengurangi hukuman sampai 1,5 tahun. bagus!,” kata Navalny.
Navalny sebelumnya mengatakan pada hakim bahwa dia tidak bersalah atas tuduhan melanggar aturan pembebasan bersyarat seperti dituduhkan pengadilan sebelumnya.
Navalny pulang ke Rusia dari Jerman pada akhir Januari lalu setelah dia sembuh dari upaya meracunnya ketika dia berada di Siberia, Agustus 2020. Navalny mengatakan dia tidak bisa wajib lapor ke lembaga pemasyarakat Moskow pada tahun lalu karena saat itu dia sedang menjalani proses pemulihan.
“Saua tidak mau banyak pamer, namun satu dunia tahu dimana ketika itu saya berada. Segera setelah saya sehat, saya membeli tiket pesawat dan pulang,” kata Navalny kepada hakim.
Sumber: Reuters