TEMPO.CO, Jakarta - Setiap Selasa sore, Chaimae Irfaq, seorang mahasiswa asal Maroko, membagi-bagikan paket sembako pada puluhan mahasiswa kurang mampu di area kampusnya di Paris, Prancis. Irafaq menyisihkan satu paket sembako untuknya.
Irfaq tiba di Prancis pada Oktober 2020 lalu untuk merampungkan sekolahnya di jurusan bisnis. Dia berharap bisa mendapatkan pekerjaan sampingan untuk menambah uang saku 700 euro kiriman dari ayahnya.
Akan tetapi, wabah virus corona telah membuat lapangan pekerjaan menyempit dengan ditutupnya bar dan restoran. Sektor bisnis lainnya juga merasakan dampak dari pembatasan lalu-lintas untuk menekan penyebaran wabah virus corona.
“Kalau saya punya pekerjaan, saya tidak akan membutuhkan ini (paket sembako),” kata Irfaq, yang menjadi relawan untuk Yayasan Les Restos du Coeur (restoran dari hati).
Yayasan Les Restos du Coeur membagi-bagikan paket sembako setiap pekan pada mahasiswa yang terdampak wabah virus corona. Sumber: Reuters
Baca juga: ITB Ringankan Uang Kuliah 2.742 Mahasiswa di Masa Pandemi
Paket sembako itu berisi beras, pasta, produk dari susu, buah-buahan, sayur-mayur dan beberapa potong daging. Sebulan sekali, dalam paket itu suka ditambahkan shampo dan produk-produk pembersih.
Mahasiswa diberbagai belahan dunia banyak yang terseok-seok menyusul semakin sulitnya mencari pekerjaan sampingan, baik itu menjadi barista, pelayan restoran dan penjaga toko. Banyak dari mahasiswa itu mengandalkan pekerjaan sampingan untuk membayar uang kuliah, biaya sewa tempat tinggal bahkan kebutuhan hidup.
Yayasan Les Restos du Coeur mengatakan jumlah mahasiswa yang meminta bantuan mengalami kenaikan sejak Pemerintah Prancis kembali memberlakukan lockdown dan jam malam pada akhir 2020 lalu. Sekitar 10 ribu paket sembako dibagikan setiap pekan di wilayah Paris. Kondisi yang tak jauh berbeda juga terjadi di wilayah lain di Prancis
Prancis telah memperpanjang skema bantuan sosial, yakni paket bantuan makanan, yang diberikan kepada hampir semua mahasiswa.
Irfaq mengatakan dia tiba di Paris bermimpi bisa membangun jaringan di salah kota paling cantik di dunia. Namun yang terjadi, dia malah mengikut kuliah online dari bilik kamar kontrakannya yang mungil.
Sumber: Reuters