TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset yang dilakukan pada tenaga medis di sebuah rumah sakit di Isreal menemukan vaksin virus corona buatan Pfizer Inc punya efektivitas sampai 85 persen. Temuan ini berpotensi memancing perdebatan apakah masih perlu suntikan dosis kedua menyusul langkah pemerintah yang mencoba menambah suplai vaksin virus corona.
Sheba Medical Center menemukan perbandingan efisiensi sekitar 95 persen secara keseluruhan dalam dua dosis regimen dengan waktu jeda 21 hari untuk vaksin yang dikembangkan Pfizer dengan perusahaan farmasi asal Jerman, BioNTech.
Baca juga: Pfizer Pangkas Suplai Vaksin COVID-19 Negara-negara Eropa Hingga Separuhnya
Petugas medis mempersiapkan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech yang akan disuntikan pada warga. Di Alaska, Amerika Serikat, seorang petugas medis menderita reaksi alergi serius setelah disuntik vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Riset yang dilakukan Sheba dan akan dipublikasi di jurnal medis The Lancet, muncul sehari setelah ilmuwan Kanadia menyarankan suntikan dosis kedua vaksin virus corona dari Pfizer ditunda dulu karena suntikan dosis pertama sudah memberikan perlindungan yang tinggi. Dengan begitu, jumlah orang yang akan divaksin virus corona bisa ditingkatkan.
Riset Sheba memperlihatkan ada 92,6 persen efisiensi dalam suntikan dosis pertama berdasarkan sebuah analisis dokumen yang diserahkan oleh Pfizer kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) atas uji coba tahap akhir pada manusia Desember 2020.
FDA mengatakan data-data hasil uji coba itu memperlihatkan bahwa vaksin mulai memberikan perlindungan pada orang yang disuntik sebelum mereka mendapatkan suntikan dosis kedua. Hanya saja, data lebih banyak masih dibutuhkan untuk mengevaluasi potensi suntikan satu dosis ini.
Pfizer sebelumnya mengatakan rejimen dosis alternatif vaksin belum dievaluasi dan keputusan mengenai ini berada di tangan otoritas kesehatan masing-masing negara.
Riset Sheba memperlihatkan dari 7.214 tenaga kesehatan yang menjadi relawan dalam riset ini mendapat suntikan dosis pertama vaksin virus corona pada Januari 2021. Dalam tempo 15 – 28 hari terjadi penurunan gejala Covid-19. Secara keseluruhan ada pengurangan infeksi, termasuk pada kasus-kasus Covid-19 yang tanpa gejala dan hanya terdeteksi oleh pengujian sebanyak 75 persen.
Sumber: Reuters