TEMPO.CO, Jakarta - Saham Facebook Inc turun 2% pada Kamis karena Wall Street menilai konsekuensi yang lebih luas dari tindakan Facebook untuk memblokir semua konten berita di Australia.
Larangan konten media Australia oleh Facebook adalah buntut dari perselisihan undang-undang yang mengharuskan Facebook dan Google mencapai kesepakatan untuk membayar outlet berita.
Baca juga:
Facebook dihadapkan pada dua pilihan: patuh pada regulasi Australia atau menolak. Facebook pada akhirnya memilih memblokir konten media Australia.
Tindakan Facebook dikecam oleh politisi dan kelompok hak asasi manusia karena halaman kesehatan resmi dan peringatan darurat telah dihapus bersama dengan situs berita.
Analis Bernstein Mark Shmulik, bagaimanapun, mengatakan investor cenderung menilai sikap Facebook terhadap undang-undang sebagai keputusan "bijaksana", mengingat implikasi yang berpotensi lebih luas dari langkah serupa mengikuti di pasar global besar lainnya.
"Meskipun saya yakin Facebook mengatakan bahwa tautan berita hanya mencakup 4% atau lebih konten, bahayanya di sini adalah jika negara lain ikut menerapkan undang-undang serupa dengan definisi yang lebih luas tentang siapa penerbit, dapatkah ini berubah menjadi Facebook yang membayar influencer untuk unggahan konten mereka?" Kata Shmulik, dikutip dari Reuters, 19 Februari 2021.
Facebook telah menandai risiko komersial seputar hak cipta dan moderasi konten secara konsisten kepada investor dalam beberapa tahun terakhir, sambil berhasil mengatasi kejatuhan hubungan masyarakat karena pendapatan iklannya melonjak.
Bersama dengan Google Alphabet Inc, Facebook sekarang mengontrol lebih dari setengah pasar periklanan digital secara global. Tahun lalu saja, Facebook meraup lebih dari US$ 84 miliar (Rp 1.182 triliun) dalam penjualan iklan.
Pada Kamis Facebook bergerak cepat untuk melarang pengguna Australia mengakses berita di beranda mereka.
Perusahaan media besar Australia, termasuk ABC News, sekarang dilarang membagikan atau mengunggah konten apapun di Facebook, yang berarti siapapun di Australia tidak lagi mendapatkan akses ke berita mereka melalui situs Facebook, ABC melaporkan.
Pengumuman tersebut muncul sebagai tanggapan atas usulan undang-undang baru di Australia yang akan memaksa perusahaan teknologi untuk bernegosiasi dengan perusahaan media mengenai berapa banyak yang harus dibayarkan kepada mereka untuk konten berita.
Berbeda dengan Facebook, Google yang bulan lalu juga mengancam akan menarik mesin pencarinya dari Australia, minggu ini telah mencapai kesepakatan dengan Seven West Media, Nine, dan News Corp.
Baca juga: Komunitas Internasional Kecam Langkah Facebook Blokir Outlet Media di Australia
Facebook dan Google telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk bernegosiasi keras terhadap regulasi yang diusulkan.
Kedua raksasa digital tersebut mengklaim bahwa mereka telah memberikan kemudahan tayangan bagi media Australia dengan mengarahkan banyak lalu lintas ke konten berita mereka.
Facebook dan Google mengatakan mereka tidak perlu membayar banyak uang kepada perusahaan media Australia untuk konten berita yang mereka buat.
REUTERS | ABC