TEMPO.CO, Jakarta - Perseverance, pesawat penjelajah Mars buatan NASA, mencatat sejarah dengan mendarat di permukaan Mars setelah perjalanan tujuh bulan dari Bumi untuk menemukan tanda-tanda kehidupan di planet merah tersebut.
Dikutip dari Reuters, 19 Februari 2021, Perseverance, laboratorium astrobiologi tercanggih yang pernah diterbangkan ke luar angkasa, mendarat di dalam cekungan berbatu yang luas di Mars, yang disebut Kawah Jezero, di tepi sisa delta sungai yang muncul di planet merah miliaran tahun yang lalu.
Kendaraan penjelajah Perseverance NASA mendarat aman di Mars setelah perjalanan sejauh 470 juta kilometer dari Bumi, kata NASA yang mengkonfirmasi pendaratan pada Kamis pukul 15:55 PM waktu Eastern Time.
"Percy", sebutan bagi penjelajah luar angkasa itu di ruang kontrol misi, mengirimkan kembali gambar pertamanya dari lokasi pendaratan segera setelah mendarat. Gambar itu menunjukkan bayangan penjelajah di permukaan lokasi pendaratannya di Kawah Jezero.
Manajer misi di Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA di Los Angeles bertepuk tangan dan bersorak saat radio beacon mengisyaratkan bahwa penjelajah roda enam telah selamat dalam pendaratan berbahaya dan tiba dalam zona targetnya di dalam Kawah Jezero.
"Pendaratan dikonfirmasi," kata Swati Mohan, pimpinan pemandu dan spesialis operasi mengumumkan dari ruang kendali. "Perseverance dengan aman di permukaan Mars."
Kendaraan robotik itu melintasi luar angkasa selama hampir tujuh bulan, menempuh jarak 472 juta km dari Bumi sebelum menembus atmosfer Mars dengan kecepatan 19.000 km per jam untuk turun ke permukaan planet merah, Reuters melaporkan.
Beberapa saat setelah pendaratan, Perseverance mengirim gambar hitam-putih pertamanya dari permukaan Mars, salah satunya menunjukkan bayangan kendaraan penjelajah yang terpantul di lokasi pendaratan berbatu.
Karena dibutuhkan gelombang radio 11 menit untuk melakukan perjalanan dari Mars ke Bumi, penjelajah berukuran SUV itu telah mencapai tanah Mars pada saat kedatangannya dikonfirmasi oleh sinyal yang diteruskan ke Bumi, lewat salah satu dari beberapa satelit yang mengorbit Mars.
Pendaratan pesawat luar angkasa Perseverance selama serangkaian manuver kompleks yang oleh NASA dijuluki "tujuh menit teror", adalah yang paling rumit dan menantang dalam sejarah penerbangan robotik luar angkasa.
Penjabat Administrator NASA Steve Jurczyk menyebut misi ini sebagai "pencapaian yang luar biasa."
Peluncuran Roket United Launch Aliansi Atlas V yang membawa Mars 2020 Perseverance Rover milik NASA saat lepas landas dari Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral di Cape Canaveral, Florida, 30 Juli 2020. NASA/Joel Kowsky/Handout via REUTERS.
Pendaratan Perseverance adalah proyek dua tahun senilai US$ 2,7 miliar yang bertujuan mencari kemungkinan tanda-tanda fosil mikroba yang mungkin telah berkembang biak di Mars sekitar 3 miliar tahun yang lalu, ketika planet keempat dari matahari lebih hangat, lebih basah dan berpotensi ramah untuk hidup.
Para ilmuwan berharap untuk menemukan tanda biologis yang tertanam dalam sampel sedimen kuno yang akan diambil oleh Perseverance dari batuan Mars untuk analisis di masa depan di Bumi, spesimen pertama yang pernah dikumpulkan oleh manusia dari planet lain.
Dua misi Mars berikutnya direncanakan untuk mengambil sampel dan mengembalikannya ke NASA dalam dekade berikutnya.
"Tujuh menit teror sangat mengasyikkan. Tapi di sisi lain, misinya baru saja dimulai," kata Direktur JPL Michael Watkins tak lama setelah pendaratan. "Kami membuat misi bukan untuk mendarat, tetapi sebenarnya untuk menjelajahi Mars, dan untuk mendapatkan sampel serta melakukan demonstrasi teknologi lainnya."
Hello, world. My first look at my forever home. #CountdownToMars pic.twitter.com/dkM9jE9I6X
— NASA's Perseverance Mars Rover (@NASAPersevere) February 18, 2021
Ilmuwan NASA menggambarkan Perseverance sebagai misi paling ambisius dari hampir 20 misi AS ke Mars sejak misi pesawat luar angkasa Mariner tahun 1965.
Misi Perseverance lebih besar dengan lebih banyak instrumen daripada empat penjelajah Mars sebelumnya. Perseverance dibuat setelah ilmuwan temuan sebelumnya bahwa air pernah mengalir di permukaan Mars, dan karbon serta mineral lain yang tercipta oleh air dianggap sebagai pendahuluan evolusi kehidupan.
Misi Perseverance juga mencakup proyek demonstrasi yang dapat membantu membuka jalan bagi eksplorasi manusia di Mars, termasuk perangkat untuk mengubah karbon dioksida di atmosfer Mars menjadi oksigen murni.
Alat berbentuk kotak, yang pertama dibangun untuk mengekstraksi sumber daya alam yang langsung digunakan manusia dari lingkungan luar Bumi, terbukti sangat berharga untuk mendukung kehidupan manusia di masa depan di Mars dan untuk memproduksi propelan roket untuk menerbangkan astronot pulang.
Baca juga: Robot Penjelajah Perseverance NASA Berhasil Mendarat di Mars
Prototipe eksperimental lain yang dibawa oleh Perseverance adalah miniatur helikopter yang dirancang untuk menguji penerbangan pertama yang dikendalikan dan ditenagai dari sebuah pesawat di planet lain. Jika berhasil, helikopter seberat 1,8 kg itu dapat melakukan pengawasan udara ketinggian rendah dari Bumi yang jauh, kata para pejabat NASA.
Misi Perseverance yang sukses mendarat di permukaan Mars digambarkan oleh ilmuwan sebagai pencapaian bersejarah karena risiko pendaratan yang berbahaya.
Pendahulu Perseverance, penjelajah Curiosity, mendarat pada 2012 dan tetap beroperasi, begitu pula pendarat stasioner InSight, yang tiba pada 2018 untuk mempelajari interior Mars yang dalam.
Pekan lalu, misi luar angkasa terpisah yang diluncurkan oleh Uni Emirat Arab dan Cina mencapai orbit Mars. NASA memiliki tiga satelit Mars di orbit, bersama dengan dua dari Badan Antariksa Eropa.
REUTERS | CNN