TEMPO.CO, - Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan tentara Myanmar tentang konsekuensi tegas atas setiap tanggapan keras terhadap para demonstran yang menentang kudeta.
Hal ini disampaikan oleh Schraner Burgener kepada wakil kepala junta militer dalam satu komunikasi yang langka antara tentara Myanmar dan dunia luar.
"MS. Schraner Burgener telah menegaskan bahwa hak berkumpul secara damai harus dihormati sepenuhnya dan bahwa para demonstran tidak dikenakan pembalasan,” kata juru bicara PBB Farhan Haq dikutip dari Reuters, Selasa, 16 Februari 2021.
Menurut Haq, Burgener menyampaikan kepada militer jika seluruh dunia sedang mengawasi situasi di Myanmar. "Segala bentuk tindakan keras kemungkinan besar akan memiliki konsekuensi yang parah," tuturnya.
Dalam catatan pertemuan itu, wakil junta Soe Win menyampaikan informasi tentang rencana pemerintah dan situasi sebenarnya di Myanmar menurut versi militer.
Selain mendesak tentara untuk menghormati hak asasi manusia dan institusi demokrasi, Schraner Burgener juga memperingatkan terhadap pemutusan jaringan internet.
Seperti diketahui, militer mengerahkan kendaraan lapis baja di beberapa kota besar akhir pekan kemarin dan memutus jaringan komunikasi sebagai tanggapan atas unjuk rasa menentang kudeta. Demonstrasi ini diikuti ribuan warga Myanmar sejak Sabtu dua pekan lalu.
Para pengunjuk rasa mengecam kudeta 1 Februari dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan pejabat lain.
BACA JUGA: Warga Myanmar Panik Ada Kabar Militer Pakai Preman Untuk Buat Kerusuhan
Sumber:
REUTERS