TEMPO.CO, Jakarta - Seperti kebanyakan kebun binatang lainnya di berbagai belahan dunia, Kebun Binatang London tidak luput dari dampak pandemi Covid-19 ketika musim liburan yang biasanya diisi pengunjung kini sepi akibat lockdown.
Kebun Binatang London biasanya dipenuhi anak-anak yang bertamasya pada liburan setengah semester sekolah.
Tapi sebaliknya, monyet tidak ada yang melihat, King Cobra melingkar tanpa teman di rumah reptil dan masa depan kebun binatang ilmiah tertua di dunia terancam.
Sebagai kebun binatang di Taman Regent, London pusat, yang memutar jutaan poundsterling untuk pengelolaan, kini tidak lagi disambangi pengunjung bahkan selama liburan sekolah karena lockdown. Para pawang kebun binatang mulai sedih dan cemas.
"Lockdown di sini benar-benar tidak nyata - seperti tidak ada pengunjung di sini, ini adalah saat yang sangat menyedihkan bagi kebun binatang," kata Kate Sanders, ketua tim kucing besar di kebun binatang, dikutip dari Reuters, 15 Februari 2021.
"Kami kehilangan banyak uang," kata Sanders. Saya khawatir kebun binatang mungkin tidak akan bertahan.
Salah satu kebun binatang tertua ini dibuka pada tahun 1828 oleh Zoological Society of London (ZSL). Kebun Binatang London ini bahkan pernah dikunjungi oleh Charles Darwin ketika dia menulis "Origin of Species". Ratu Elizabeth II adalah pembina ZSL.
Bersama Kebun Binatang Whipsnade di Bedfordshire, utara London, yang juga dimiliki oleh ZSL, memiliki 22.949 hewan.
Memberi makan hewan-hewan itu menghabiskan biaya sekitar 1 juta poundsterling (Rp 19,3 miliar) sebulan dan lockdown terbaru akan membuat menyebabkan selisih kerugian 1,8 juta poundsterling (Rp 28,9 miliar), melebihi total kerugian 15 juta poundsterling (Rp 289 miliar) tahun lalu.
Baca juga: Kebun Binatang Vietnam Tanam Sayuran untuk Bertahan dari Krisis Virus Corona
"Sangat menyedihkan bahwa kami tutup," kata Chief Operating Officer ZSL London Zoo Kathryn England. "Kami tidak bisa menelantarkan hewan dan tidak bisa mencuti semua staf yang menjaga hewan."
"Lebih penting lagi, kami di sini untuk menginspirasi orang-orang tentang satwa liar dan selama kami tutup, kami harus menemukan cara yang sangat cerdik untuk melakukan itu," katanya. "Tapi tidak ada yang benar-benar mengalahkan orang-orang di kebun binatang dan bersenang-senang."
"Sulit, (situasinya) sangat sulit."
Lockdown memaksa kebun binatang ditutup selama 18 minggu pada 2020, yang menghanguskan penjualan tiket. Tiket Kebun Binatang London untuk dewasa, termasuk sumbangan sukarela, pada waktu puncak seharga 35 poundsterling (Rp 676 ribu) dan tiket untuk anak-anak seharga 22,75 poundsterling (Rp 439 ribu).
REUTERS