TEMPO.CO, - Ribuan umat Islam memadati kompleks Masjid Al-Aqsa untuk menunaikan salat Jumat yang pertama kalinya setelah tempat itu ditutup selama 45 hari akibat penyebaran Covid-19. Namun banyak di antara jemaah yang mengabaikan protokol kesehatan.
Laporan televisi KAN memperkirakan 15 ribu jemaah hadir. Dari foto-foto yang diambil, tanpak jemaah berdesakan satu sama lain dan banyak yang tidak memakai masker.
Otoritas Israel sejatinya melarang kerumunan lebih dari 20 orang. Pasukan keamanan berusah mencegah para jemaah masuk ke tempat yang oleh kaum Yahudi disebut Temple Mount itu namun gagal.
Pemimpin satgas Covid-19, Nachman Ash, mengatakan Israel tidak memiliki cara untuk memberlakukan pembatasan Masjid Al-Aqsa lantaran puluhan ribu jemaah Muslim berkumpul setiap hari Jumat. "Tidak ada solusi," kata Ash dalam pertemuan tertutup tentang masalah tersebut dikutip dari Times Of Israel, Ahad, 14 Februari 2021.
Awal pekan ini, Wali Kota Yerusalem Moshe Lion meminta pejabat Arab setempat di kota itu bahwa penduduk yang tidak divaksinasi jangan diizinkan pergi ke masjid, sekolah, atau hotel. Pertemuan antara wali kota dan para kepala lingkungan di kota itu diadakan di tengah kekhawatiran tentang rendahnya tingkat vaksinasi di Yerusalem Timur.
Menurut data yang diterbitkan oleh berita Kan, Yerusalem Timur adalah salah satu daerah Arab dengan tingkat vaksinasi terendah, dengan hanya 13 persen dari semua penduduk yang menerima inokulasi pertama mereka. Sebagai perbandingan, tingkat vaksinasi suntikan pertama adalah 20 persen di Rahat, 26 persen di Taibeh, 30 persen di Umm al-Fahm, 32 persen di Nazareth, 41 persen di Shfaram, dan 43 persen di Tamra.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan ada upaya vaksinasi di seluruh negeri terus menunjukkan dampak positif. Jumlah pasien yang sakit parah terus menurun, mencapai 1.002 pada hari Kamis, jumlah terendah dalam beberapa minggu.
Ada 4.931 kasus baru pada Kamis, sehingga total menjadi 718.746 dengan 61.920 aktif. Dari 75.587 tes yang dilakukan pada Kamis, 6,7 persen di antaranya kembali positif. Enam lagi orang Israel tewas pada hari Kamis, 23 lebih sedikit dari hari sebelumnya, sehingga jumlah total kematian menjadi 5.304.
The Waqf, dewan yang ditunjuk Yordania, mengawasi situs-situs suci Muslim di Yerusalem. Mereka mengklaim sebagai otoritas eksklusif atas kompleks Masjid Al-Aqsa dan menyatakan tidak tunduk pada yurisdiksi Israel. Ketegangan sering meningkat di lokasi.
Masjid Al-Aqsa pernah ditutup selama berminggu-minggu di Maret tahun lalu, karena Israel memberlakukan penguncian nasional. Pada September, ketika Israel memasuki penutupan kedua di seluruh negeri, The Waqf awalnya mengatakan akan menutup kompleks tersebut, tetapi kemudian membatalkannya karena khawatir jamaah Yahudi akan diizinkan untuk terus berkunjung.
Baca juga: Normalisasi Hubungan Israel Dikhawatirkan Ubah Status Quo Masjid Al-Aqsa