TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan ribu demonstran pendukung Aung San Suu Kyi pada Jumat, 12 Februari 2021, bentrok dengan aparat kepolisian. Unjuk rasa pro-demokrasi itu bertolak-belakang dengan seruan militer Junta yang meminta pertemuan massal dihentikan.
HAM PBB menyebutkan ada lebih dari 350 orang termasuk pejabat pemerintah, aktivis dan biksu, ditahan sejak kudeta militer terjadi pada 1 Februari 2021. Beberapa dari mereka yang ditahan menghadapi tuntutan pidana yang kurang jelas.
Pendemo yang memprotes aksi kudeta militer di Myanmar membawa poster bertuliskan "Saya benci kudeta militer melebihi klub sepakbola Manchester United." Sejumlah poster unik terlihat dalam aksi damai tersebut. 9GAG.com
Baca juga: Kudeta Myanmar Mempersatukan Kelompok Etnis yang Bertentangan
Utusan khusus PBB untuk urusan HAM di Myanmar, Thomas Andrews, mendesak Dewan Keamanan PBB agar mempertimbangkan menjatuhkan sejumlah sanksi dan embargo senjata ke negara yang dulu bernama Burma itu.
Investigator HAM PBB di Myanmar mengatakan pada sesi khusus Dewan HAM di Jenewa bahwa ada sejumlah laporan yang masih terus masuk, yang memperlihatkan bukti foto kalau aparat menggunakan amunisi (peluru tajam) dalam menghadapi demonstran. Hal tersebut bertentangan dengan undang-undang internasional.
Myint Thu, Duta Besar Myanmar untuk PBB di Jenewa, mengatakan negaranya tidak ingin menghentikan transisi demokrasi yang baru lahir ini di Myanmar. Myanmar akan melanjutkan setiap kerja sama internasionalnya.
Sebelumnya unjuk rasa pada Jumat, 12 Februari 2021 berjalan damai. Itu menjadi unjuk rasa terbesar sejauh ini di Myanmar, yang terjadi sehari setelah Washington menjatuhkan sanksi kepada beberapa jenderal yang memimpin kudeta.
Sumber di Palang Merah Myanmar mengatakan tiga orang dilaporkan mengalami luka-luka ketika aparat kepolisian melepaskan peluru karet untuk membubarkan sekitar 10 ribu demonstran di Kota Mawlamyine.
Rekaman video yang dipublikasikan oleh Radio Free Asia memperlihatkan aparat kepolisian menyerang pengunjuk rasa, ada pula yang menarik seorang demonstran dan memukul kepalanya. Ricuh ini dipicu oleh demonstran yang lebih dulu melempar batu ke aparat kepolisian, yang dibalas dengan tembakan.
Sumber: Reuters