TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kisah inspiratif dibagikan oleh Humas of Bombay pada Kamis, 11 Februari 2021. Cerita itu diperoleh dari hasil wawancara dengan seorang sopir bajaj bernama Desraj, yang rela menjual rumahnya agar cucu perempuannya bisa melanjutkan sekolah.
Desraj mengatakan dua putranya sudah meninggal sehingga dia merasa sudah menjadi tanggung jawabnya untuk memberikan nafkah keapda cucunya dan menantunya. Mereka pulalah yang membuat Desraj bisa kuat melanjutkan hidup.
Desraj sehari-hari mengendarai bajajnya mencari penumpang di area Khar, Mumbai, India.
“Enam tahun silam, putra tertua saya minggat dari rumah. Awalnya dia pergi untuk bekerja seperti biasa, namun nyatanya dia tak pernah pulang lagi ke rumah,” kata Desraj, mengawali wawancara.
Sepekan setelah putranya hilang, dia akhirnya ditemukan tetapi sudah dalam kondisi meninggal pada usia 40 tahun. Ketika itu, Desraj merasa tak punya waktu untuk meratapi kepergian putra tertuanya. Hanya saja, dia merasa semakin banyak tanggung jawab yang diembannya sekarang.
“Rasanya separuh dari jiwa saya ikut meninggal bersama putra saya. Saya tak punya waktu berduka, keesokan harinya saya kembali ke jalan dan mengendarai bajaj mencari penumpang,” kata Desraj.
Dua tahun kemudian, putra keduanya meninggal. Dia bunuh diri.
“Ini menjadi tanggung jawab saya (menantu dan empat anaknya). Mereka yang membuat saya bertahan hidup,” kata Desraj.
Ketika cucunya yang sekarang ada di kelas 9 bertanya apakah dia akan putus sekolah? Desraj langsung memastikan padanya bahwa dia bisa melanjutkan sekolah kemana pun yang dia mau.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Desraj bekerja lembur. Dia biasanya meninggalkan rumah sekitar pukul 6 pagi dan mencari penumpang dengan bajajnya sampai tengah malam. Dalam sebulan dia bisa mendapatkan 10 ribu atau Rp 1,9 juta.
Dari jumlah uang yang diperolehnya dalam sebulan itu, dia menggunakan 6 ribu untuk membayar uang sekolah cucunya dan sisa 4 ribu untuk membeli makanan keluarganya yang beranggotakan 7 orang.
“Sebagian besar hari-hari kami hampir tidak ada yang bisa dimakan,” kata Desraj.
Baca juga: Belajar Online, KPAI: Banyak Siswa Stres hingga Putus Sekolah
Akan tetapi, semua pengorbanan itu rasanya terbayar ketika cucunya mendapat nilai 80 persen dari ujian dewan kelas. Sebagai bentuk rasa syukur, semua penumpannya pada hari itu gratis. Namun ketika cucunya mengatakan dia ingin ke Kota Delhi untuk mengambil kursus B-Ed, Desraj tahu dia tidak akan mampu membiayai.
Yang kemudian dilakukannya adalah menjual rumahnya agar mimpi cucunya bisa kesampaian. Anggota keluarga yang lain, yakni cucu, istri dan menantunya menumpang tinggal di rumah sanak-saudara. Sedangkan Desraj menjadikan bajajnya rumah barunya. Selain mencari penumpang, dia pun makan dan tidur dalam bajaj itu.
Dia mengaku sangat bangga pada cucunya ketika dia menelepon dan mengatakan dia rangkin satu di kelas.
“Saya sangat ingin melihatnya menjadi guru sehingga saya bisa memeluknya dan mengatakan ‘betapa bangga saya padanya’. Dia akan menjadi anggota keluarga pertama di keluarga saya yang merampungkan pendidikan,” yang berjanji akan memberikan tumpangan bajaj gratis sehari pada para penumpangnya, jika hari yang dinantikan itu tiba.
Sumber: ndtv.com