TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah gelombang protes yang ada, junta militer Myanmar tetap lanjut menangkapi orang-orang dekat Penasehat Negara Aung San Suu Kyi. Adapun pejabat terbaru yang ditangkap oleh militer Myanmar adalah Kyaw Tint Swe selaku Menteri Kantor Penasehat Negara.
Dikutip dari kantor berita Reuters, Kyaw Tint Swe ditangkap pada hari Rabu malam waktu setempat. Ia tidak ditangkap sendirian, tetapi bersama empat pejabat pemerintahan Aung San Suu Kyi dan anggota Komisi Penyelenggara Pemilu Myanmar.
"Seluruh pimpinan Komisi Penyelenggara Pemilu telah ditangkap," ujar Kyi Toe, juru bicara partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dibentuk Aung San Suu Kyi, Kamis, 11 Februari 2021.
Hingga berita ini ditulis, alasan para pejabat itu ditangkap belum dipublikasikan oleh junta militer. Selain itu, di mana keberadaan mereka juga masih misterius.
Penangkapan tersebut ditengarai berkaitan dengan pemilu Myanmar yang memenangkan NLD tahun lalu. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kudeta Myanmar kali ini dipicu kekalahan partai afiliasi militer Myanmar, Partai Persatuan Solidaritas dan Pengembangan (USDP).
Foto Min Aung Hlaing bersama Aung San Suu Kyi pada 2 Desember 2015. Aung Hlaing mengambil alih kepemimpinan militer pada 2011 ketika Myanmar tengah dalam masa transisi menuju negara demokrasi. Para diplomat di Yangon mengatakan bahwa dengan dimulainya masa jabatan pertama Suu Kyi pada 2016, Min Aung Hlaing berubah dari tentara pendiam menjadi politikus dan tokoh masyarakat. REUTERS/Soe Zeya Tun
USDP menganggap ada kecurangan di pemilu tersebut. Pemimpin militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, mengklaim USDP sudah berkali-kali melaporkan dugaan kecurangan tersebut ke Komite Penyelenggara Pemilu, tetapi tidak digubris. Karena tidak digubris, militer Myanmar akhirnya mengkudeta pemerintahan yang ada karena menganggapnya tidak sah.
Min Aung Hlaing, dalam pernyataannya pada Senin kemarin, berjanji akan menggelar pemilu baru untuk warga Myanmar. Siapapun yang menang pada pemilu itu, kata ia, akan menjadi pemimpin Myanmar yang baru dan sah. Nah, selama proses pemilu berjalan, kata ia, dirinya yang akan memimpin Myanmar.
Warga Myanmar tidak menerima tawaran tersebut. Hingga hari ini, mereka masih berunjuk rasa, menuntut kudeta diakhiri, tahanan politik dibebaskan, dan hasil pemilu diakui.
Di luar Myanmar, Amerika menjatuhkan sanksi kepada para jenderal yang terlibat penangkapan Aung San Suu Kyi dan pejabat-pejabatnya. Sanksi tersebut, salah satunya, berupa pemutusan akses ke aset di Amerika yang nilainya kurang lebih US$1 miliar. Detil dari sanksi itu akan diumumkan akhir pekan ini.
Baca juga: Militer Myanmar Serbu Kantor Partainya Aung San Suu Kyi
ISTMAN MP | REUTERS