TEMPO.CO, Jakarta - Ilmuwan nuklir Iran yang dibunuh di dekat Teheran pada November lalu, Mohsen Fakhrizadeh, dilaporkan tewas oleh senjata otomatis seberat satu tom yang diselundupkan agen Mossad Israel ke Iran, menurut laporan The Jewish Chronicle pada Rabu.
Surat kabar mingguan Inggris The Jewish Chronicle mengutip sumber intelijen, mengatakan tim yang terdiri lebih dari 20 agen, termasuk warga negara Israel dan Iran, melakukan penyergapan terhadap ilmuwan Mohsen Fakhrizadeh setelah delapan bulan pengawasan, dikutip dari Reuters, 11 Februari 2021.
Reuters tidak dapat segera mengkonfirmasi laporan tersebut, yang diterbitkan di situs web surat kabar yang berbasis di London.
Tetapi Times of Israel mengatakan setidaknya beberapa dari sumber yang dikutip Jewish Chronicle jelas berasal dari Israel.
Dikutip dari Times of Israel salah satunya mengatakan, "Syukurlah Tuhan kami mengeluarkan semua orang dan mereka tidak menangkap siapapun. Mereka bahkan tidak mendekati."
Laporan tersebut mengklaim Fakhrizadeh terkena tembakan 13 peluru dari senjata "sangat akurat", yang tidak melukai istri atau 12 pengawalnya yang bepergian bersamanya.
Beberapa dari banyak laporan kontradiktif tentang pembunuhan pada saat itu, sebaliknya, mengklaim beberapa pengawal Fakhrizadeh juga tewas dalam serangan itu.
Fakhrizadeh tewas di jalan di luar Teheran pada 27 November. Iran menyalahkan Israel atas serangan itu.
Media Iran mengatakan Fakhrizadeh meninggal di rumah sakit setelah pembunuh bersenjata menembaknya di mobilnya. Tak lama setelah kematiannya Iran menuding Israel. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menulis di Twitter tentang "indikasi serius dari peran Israel."
Israel menolak berkomentar pada November setelah pembunuhan Fakhrizadeh. Pada Rabu malam seorang juru bicara pemerintah Israel menanggapi laporan terbaru dengan mengatakan, "Kami tidak pernah berkomentar tentang masalah seperti itu. Tidak ada perubahan dalam posisi kami."
Ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh yang tewas akibat serangan di luar Teheran, Iran, 27 November 2020. Official Khamenei Website/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
Fakhrizadeh, 59 tahun, telah lama dicurigai oleh Barat sebagai dalang program rahasia bom nuklir Iran.
Dia telah digambarkan oleh dinas intelijen Barat dan Israel selama bertahun-tahun sebagai pemimpin misterius dari program bom atom rahasia yang dihentikan pada tahun 2003, yang dituduh oleh Israel dan Amerika Serikat sebagai upaya Iran untuk memulai kembali program nuklirnya. Iran telah lama membantah berupaya membangun senjata nuklir.
Menurut laporan Jewish Chronicle, Iran telah diam-diam menilai bahwa program itu akan memakan waktu enam tahun sebelum penggantinya beroperasi penuh, dan kematian Fakhrizadeh telah memperpanjang periode waktu yang dibutuhkan Iran untuk membuat bom dari sekitar tiga setengah bulan menjadi dua tahun.
Pemakaman Mohsen Fakhrizadeh, ilmuwan terkemuka Iran dan kepala Organisasi Penelitian dan Inovasi Kementerian Pertahanan Republik Islam Iran. Sumber: IRNA
"Tim membuat rencana menit demi menit yang sangat rinci," kata seorang sumber Jewish Chronicle. "Selama delapan bulan, mereka bernafas dengan pria itu (Fakhrizadeh), bangun bersamanya, tidur dengannya, bepergian bersamanya. Mereka akan mengendus krim cukurnya setiap pagi, jika dia menggunakan krim cukur."
Jewish Chronicle mengatakan para pembunuh memang menggunakan senjata canggih yang dikendalikan dari jarak jauh, dengan bom kecil yang terpasang di dalamnya untuk memungkinkannya menghancurkan diri sendiri. Laporan ini berbeda dengan klaim Iran yang menyebut senjata dioperasikan satelit.
Baca juga: Iran Klaim Pembunuh Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh Sudah Ditangkap
Senjata itu seberat satu ton karena termasuk bahan peledak dan diselundupkan ke Iran dalam potongan-potongan kecil selama beberapa bulan. Kemudian dirakit dan dipasang di dalam truk pikap Nissan yang diparkir di pinggir jalan.
Tanpa merinci sumbernya, Jewish Chronicle mengatakan Mossad memasang senjata otomatis pada pikap Nissan. "Senjata yang disebutkan, dioperasikan dari jarak jauh oleh agen di darat saat mereka mengamati target, dan sangat berat karena senjata itu termasuk sebuah bom yang menghancurkan bukti setelah pembunuhan itu."
Serangan terhadap Mohsen Fakhrizadeh dilakukan oleh Israel sendiri tanpa keterlibatan Amerika, tetapi pejabat AS telah diberi pemberitahuan sebelumnya, kata surat kabar Yahudi tertua di dunia itu.
REUTERS | THE JEWISH CHRONICLE | TIMES OF ISRAEL