TEMPO.CO, - Organisasi Media Myanmar mengatakan setidaknya 27 demonstran termasuk seorang jurnalis ditangkap oleh pasukan keamanan dalam serangkaian unjuk rasa menentang kudeta, menurut laporan Channel News Asia.
Demonstrasi menolak kudeta di Myanmar telah berlangsung selama empat hari. Ribuan orang dari berbagai kalangan turun ke jalan mengecam perebutan kekuasaan ini dan meminta pemimpin terpilih, Aung San Suu Kyi, dibebaskan.
Demonstrasi ini mengabaikan larangan berkumpul lebih dari lima orang yang dikeluarkan militer Myanmar. Massa tetap bertahan kendati polisi menembakkan meriam air dan peluru karet untuk membubarkan aksi.
Protes juga terjadi di berbagai daerah kendati ada peringatan dari junta baru bahwa mereka akan mengambil tindakan terhadap demonstrasi yang mengancam stabilitas.
Baca juga: Warga Myanmar Janji Lanjutkan Unjuk Rasa Lawan Kudeta Militer
Pemimpin militer Jenderal Min Aung Hlaing malam tadi menyampaikan pernyataan pertamanya di televisi untuk membenarkan kudeta.
Militer Myanmar pun melarang pertemuan lebih dari lima orang di Yangon, pusat komersial negara, serta Naypyidaw dan daerah lain di seluruh negeri di mana demonstrasi besar telah meletus, termasuk kota terbesar kedua Mandalay. Jam malam juga diberlakukan di pusat-pusat unjuk rasa.