TEMPO.CO, - Seorang mantan pejabat senior Donald Trump mengatakan Presiden Amerika Serikat ke-45 itu senang menyaksikan pendukungnya menyerbu gedung US Capitol.
Ketika kerusuhan 6 Januari itu terjadi, sejumlah tokoh dari Partai Republik dan Demokrat sama-sama memohon agar Trump turun tangan meminta pendukungnya bubar. Namun selama berjam-jam Trump tetap bungkam dan berdiam diri di Gedung Putih sambil membaca berita.
"Trump senang menyaksikan massa (di) US Capitol," kata mantan pejabat senior itu seperti dikutip dari CNN, Selasa, 9 Februari 2021.
Pada akhirnya kerusuhan US Capitol berakhir dengan mengakibatkan lima orang tewas, termasuk seorang polisi.
Akibat kerusuhan ini, DPR AS melayangkan pemakzulan kepada Donald Trump atas dugaan menghasut pemberontakan. Kerusuhan itu juga mengganggu pengesahan kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden 2020.
Baca Juga:
Baca juga: Sidang Pemakzulan Donald Trump Hari Ini, Berikut Perjalanannya
Selain itu, artikel pemakzulan yang dilayangkan Demokrat berusaha melarang Donald Trump memegang jabatan lagi. Mereka beralasan saat masih menjabat sebagai presiden Trump diduga menyalahgunakan kekuasaannya saat mendesak Menteri Luar Negeri Republik Georgia mengamankan 11 ribu suara dalam pemilihan ulang sehingga dia bisa memenangkan pilpres.
Artikel pemakzulan itu mengutip Amandemen ke-14 Konstitusi yang melarang siapa pun yang telah terlibat dalam pemberontakan atau pemberontakan melawan Amerika Serikat untuk memegang jabatan.
Dakwaan pemakzulan yang diberikan DPR AS itu terjadi hanya beberapa hari sebelum Donald Trump meninggalkan jabatannya.