TEMPO.CO, Jakarta - Upaya Presiden Joe Biden untuk menggolkan kebijakan dana bantuan COVID-19 US$1,9 triliun (Rp26.600 triliun) mendapat jalan mulus. Dikutip dari kantor berita Reuters, Jumat, 5 Februari 2021, Senat Amerika mengesahkan rancangan anggaran baru yang diloloskan Parlemen Amerika sehari sebelumnya. Adapun isi rancangan tersebut adalah Demokrat bisa mengesahkan kebijakan dana bantuan Joe Biden tanpa dukungan Republikan.
Keputusan itu didapat setelah perdabatan dan voting selama kurang lebih 15 jam. Senat Amerika awalnya terjebak pada situasi imbang, 50-50 antara Demokrat dan Republikan. Namun karena Wapres Kamala Harris bisa menggunakan suaranya dalam situasi imbang, ia memilih untuk mendukung rancangan anggaran baru tersebut. Kedudukan suara kemudian berubah menjadi 51-50.
Hal itu menjadi pertama kalinya Kamala Harris menggunakan wewenangnya sebagai Presiden Senat untuk menjadi tie breaker. Jika Kamala Harris tidak turun tangan, maka rancangan anggaran yang menentukan kelanjutan program Joe Biden itu bakal terjebak.
Sebelum Kamala Harris turun tangan, Demokrat sempat memainkan daya tawarnya dengan menjanjikan sejumlah amandemen pada hasil-hasil voting sebelumnya. Beberapa di antaranya terkait kelanjutan proyek pipa gas Keystone XL dan bantuan COVID-19 untuk imigran ilegal. Republikan menolak.
Dengan lolosnya rancangan anggaran tersebut, maka yang diperlukan Joe Biden hanyalah memastikan Demokrat solid. Selama seluruh anggota Kongres Amerika dari Demokrat mendukungnya, maka bantuan bernilai fantastis itu sudah pasti lolos.
Diberitakan sebelumnya, program dana bantuan COVID-19 adalah salah satu program utama Joe Biden sebagai Presiden Amerika ke-46. Republikan dan Demokrat setuju akan tujuan program tersebut, namun tidak dengan besar anggarannya.
Republikan mendorong nilai anggaran yang jauh lebih kecil, bahkan tidak sampai separuhnya, yaitu US$600 miliar. Menurut Republikan, dana bantuan senilai US$1,9 triliun terlalu besar dan dini mengingat dana bantuan COVID-19 sebelumnya, US$900 miliar, belum lama berlalu. Jika dipaksakan, dampaknya buruk bagi perekonomian Amerika ke depan.
Perbedaan pandangan soal besar nilai anggaran itu membuat program Joe Biden tak kunjung jalan. Padahal, Joe Biden menargetkan anggaran sudah cair di bulan Maret. Itulah kenapa, belakangan, Joe Biden siap memodifikasi programnya selama nilainya tak diubah. Salah satu hal yang ia tawarkan adalah syarat penerimaan cek stimulus US$1400 untuk warga Amerika.
"Saya bisa mempertimbangkan batasan ketat soal siapa yang berhak menerima cek US$1400, namun saya tidak akan berkompromi untuk besarannya," ujar Joe Biden, dikutip dari kantor berita Reuters.
Baca juga: Joe Biden Pertimbangkan Kebijakan Dana Bantuan COVID-19 yang Selektif
ISTMAN MP | REUTERS