TEMPO.CO, Jakarta - Terhitung mulai 15 Februari 2021, Inggris akan meminta pelancong yang tiba di negara itu menjalani karantina di hotel-hotel yang telah ditunjuk selama 10 hari. Keputusan itu diambil setelah kritik yang menyebut Inggris lamban dalam membuat kebijakan.
Peraturan itu pertama kali diumumkan pada akhir bulan lalu. Pengetatan wilayah perbatasan ditujukan untuk mengerem penyebaran virus corona, yang mungkin bisa membahayakan program imunisasi vaksin virus corona.
Baca juga: Inggris Uji Coba Gabungkan Vaksin AstraZeneca dan Pfizer
Papan informasi publik untuk menggalakkan upaya pencegahan COVID-19 terlihat di Leeds, Inggris, pada 5 November 2020. Inggris memasuki karantina wilayah (lockdown) selama sebulan mulai Kamis (5/11) untuk meredam merebaknya kembali penularan coronavirus. (Xinhua/Jon Super)
Aturan karantina bagi pelancong ini berlaku untuk mereka yang baru datang dari negara-negara yang ada dalam daftar zona merah Inggris, diantaranya Afrika Selatan dan negara-negara di Amerika Selatan.
Baca Juga:
“Kebijakan ini menambah kebijakan yang sudah ada dan kami ingin memastikan ini berhasil. Kami sudah memberitahu industri perhotelan,” kata Menteri muda Luar Negeri Inggris, James Cleverly, Jumat, 5 Februari 2021.
Dalam pengumuman yang disampaikan Kamis malam, 4 Februari 2021, Pemerintah Inggris berkonsultasi dengan industri perjalanan dan perhotelan. Sekarang ini, Inggris tinggal melakukan finalisasi rencana-rencananya, termasuk mengkontrak hotel-hotel dekat pelabuhan dan bandara.
Juru bicara Departemen Kesehatan Inggris mengatakan Inggris sudah menjadi salah satu negara paling ketat di dunia dalam memberlakukan aturan pada para pelancong yang masuk ke negara itu. Salah satunya dengan memberlakukan surat bebas Covid-19.
“Kami sekarang bekerja dengan kecepatan tertinggi untuk mengamankan fasilitas yang kami butuhkan untuk menjalankan karantina yang terkelola bagi masyarakat Inggris yang baru pulang dari luar negeri dari negara-negara dengan risiko tinggi penularan virus corona,” kata Juru bicara Departemen Kesehatan Inggris.
Anggota parlemen Inggris dari kubu oposisi mengkritik Perdana Menteri Boris Johnson karena tidak menerapkan rencana dengan cepat.
Sumber: https://www.reuters.com/article/uk-health-coronavirus-britain-quarantine/britains-covid-19-hotel-quarantine-policy-to-start-feb-15-idUSKBN2A41S8