TEMPO.CO, Jakarta - Dampak dari Pilpres Amerika belum sepenuhnya hilang. Smartmatic, produsen alat voting yang digunakan pada Pilpres Amerika, menuntut Fox News dan pengacara mantan Presiden Amerika Donald Trump US$2,7 miliar atas tuduhan penyebaran berita bohong.
Dikutip dari CNN, Smartmatic menganggap Fox News dan tim kuasa hukum Donald Trump telah merugikan mereka. Sebab, keduanya menyerukan dugaan atau konspirasi kecurangan Pilpres Amerika, salah satunya terkait mesin voting. Bagi Smartmatic, citra mereka terdampak tuduhan-tuduhan itu.
"Kami tidak punya pilihan. Kampanye disinformasi yang mereka luncurkan benar-benar berdampak besar pada kami. Menurut kami, ini problem eksistensial dan kami harus mengambil tindakan," ujar pendiri Smartmatic, Antonio Mugica, Kamis waktu Amerika, 4 Februari 2021.
Gugatan telah dimasukkan ke Pengadilan Negeri New York pada hari Kamis kemarin. Total ada lima orang yang digugat. Dua merupakan pengacara Donald Trump dan sisanya adalah host dari Fox News.
Kedua pengacara adalah mantan Wali Kota New York, Rudy Giuliani, dan Sidney Powell. Sementara itu, untuk host Fox News adalah Lou Dobbs, Maria Bartiromo, dan Jeanine Pirro. Mereka disebut telah menyebar berita bohong bahwa mesin garapan Smarmatic membantu Presiden Amerika Joe Biden merebut kemenangan dari Donald Trump.
"Mereka membutuhkan musuh bersama, sosok yang bisa disalahkan dan dbenci. Kisah yang baik melawan yang jahat, di mana bisa memprovokasi banyak orang, hanya akan berhasil apabila ada sosok yang bisa dimusuhi.:
"Tanpa musuh bersama yang aktual, maka tertuduh menciptakan sendiri sosok tersebut," ujar Smartmatic dalam berkas gugatannya.
Baca juga: Jelang Sidang Pemakzulan, Donald Trump Malah Ditinggalkan Lima Pengacaranya
Orang-orang terlihat di tempat pemungutan suara awal secara langsung untuk pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) di Fairfax, Negara Bagian Virginia, AS, pada 18 September 2020. (Xinhua/Liu Jie)
Merespon gugatan yang ada, Fox News membela diri dengan mengatakan telah bekerja sebaik mungkin dalam meliput Pilpres Amerika. Hal itu baik liputan mendalam maupun opini yang jelas.
"Kami bangga dengan cara kami meliput Pilpres Amerika 2020," ujar Fox News dalam keterangan persnya.
Sementara itu, Rudy Giuliani mengirim balasan yang lebih menantang. Menurutnya, gugatan Smartmatic memberinya kesempatan emas untuk kembali mengangkat isu kecurangan Pilpres Amerika.
"Saya menantikan waktu berhadapan dengan mereka," ujarnya. Selain Smartmatic, Giuliani cs juga menuduh produsen mesin voting lainnya, Dominion Voting System.
Per berita ini ditulis, Donald Trump sendiri masih percaya dirinya dicurangi. Beberapa hari lalu, ia dikabarkan kehilangan tim kuasa hukum untuk sidang pemakzulan karena ngotot kecurangan Pilpres Amerika harus diangkat lagi.
Baca juga: Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2021/02/04/media/smartmatic-fox-news-giuliani-powell-lawsuit/index.html