TEMPO.CO, Jakarta - Survei yang dilakukan Universitas Hong Kong menemukan masyarakat Hong Kong kurang percaya dengan vaksin virus corona buatan Cina. Jajak pendapat itu melibatkan sampai seribu responden, yang dilakukan pada Januari 2021.
Dalam survei itu, kurang dari 30 persen responden yang ditanyai dalam jajak pendapat ini mengutarakan kalau vaksin virus corona Sinovac buatan Cina, bisa diterima. Survei memperlihatkan penerimaan vaksin virus corona ini di wilayah Hong Kong masih rendah atau sekitar 46 persen yang melakukan suntik dengan vaksin virus corona ini, padahal Hong Kong adalah wilayah di bawah administrasi Cina.
Baca juga: Marah pada Inggris, Cina Ogah Akui Paspor BNO Warga Hong Kong
Kepercayaan masyarakat Hong Kong pada vaksin Sonovac buatan Cina ini sekitar 29,5 persen dan 56 persen responden percaya pada BioNTech buatan Jerman. Ada 35 persen responden yang percaya pada vaksin virus corona buatan AstraZeneca Plc dan Oxford University
Pemerintah Hong Kong telah membeli 7,5 juta dosis vaksin virus corona Sinovac. Vaksin tersebut seharusnya tiba di Hong Kong pada Januari 2021.
Akan tetapi, pengiriman itu telah mengalami keterlambatan. Otoritas Hong Kong mengatakan mereka sedang menunggu informasi klinis yang lebih banyak.
Sebelum pandemi Covid-19 terjadi, Hong Kong diselimuti gejolak protes anti-pemerintah dan anti-Cina, yang dipicu oleh persepsi kalau Beijing telah mendorong Hong Kong ke jalur yang lebih otoriter.
“Bagaimana Anda memperbaiki defisit kepercayaan? Saya rasa tidak ada jalan pintas dan mudah,” kata Gabriel Leung, Dekan di fakultas kedokteran Universitas Hong Kong, mengacu pada vaksin Sinovac.
Hong Kong pada Senin, 25 Januari 2021, secara resmi menyetujui penggunaan vaksin Fosun Pharma-BioNTech. Itu adalah vaksin virus corona yang pertama kali di terima oleh Hong Kong. Jika tidak ada aral melintang, pengiriman pertama akan tiba pada pekan kedua Februari 2021.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-hongkong-idUSKBN29X10P