TEMPO.CO, Jakarta - Gangguan pasokan vaksin COVID-19 di Eropa memaksa Uni Eropa turun tangan. Dikutip dari kantor berita Al Jazeera, mereka memutuskan untuk mengontrol ekspor vaksin COVID-19 dari Eropa, termasuk Inggris, untuk mengamankan pasokan negara-negara anggotanya.
Komisioner Perdagangan Uni Eropa Valdis Dombrovskis mengatakan bahwa pemantauan dan kontrol tersebut akan bersifat terbatas. Hal itu berlaku dari awal hingga akhir Maret 2021. Selain itu, penerapannya dibatasi pada produk vaksin COVID-19 yang telah dibeli Uni Eropa saja.
Kontrol dalam hal ini termasuk pembatasan ekspor. Negara anggota Uni Eropa bisa memblokir ekspor vaksin COVID-19 ke negara lain jika terdapat gangguan terhadap pasokan di wilayah Eropa. "Kebijakan ini adalah jaminan," kata Komisaris Kesehatan Uni Eropa Stella Kyriakides seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat, 29 Januari 2021.
Komisi menekankan kembali bahwa keputusan mengontrol bukan lah larangan ekspor secara menyeluruh. Beberapa pengecualian diberlakukan. Misalnya, donasi untuk Fasilitas Akses Global Vaksin Covid-19 (Covax), yang dirancang untuk negara-negara miskin, akan dibebaskan. Begitu pula dengan sejumlah negara tetangga Uni Eropa, termasuk Norwegia, Swiss, dan negara-negara Balkan barat dan Afrika Utara. Namun, Inggris tidak akan dikecualikan.
Seorang karyawan bekerja di laboratorium Pfizer tempat mereka melakukan penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 di Pearl River, New York, AS. Farmasi Pfizer, dan Moderna telah merilis data uji coba yang menunjukkan vaksin mereka sekitar 95 persen efektif dalam mencegah penyakit, sementara AstraZeneca bulan lalu mengatakan vaksinnya rata-rata efektif sekitar 70 persen. Pfizer/HO REUTERS
Perihal bentuk kontrol, pembuat vaksin COVID-19 harus meminta izin ekspor di negara Uni Eropa tempat vaksiin itu diproduksi. Negara tersebut nantinya diminta berkonsultasi dengan Komisi Eropa untuk membuat keputusan dalam dua hari kerja.
Pengawasan yang akan berlaku pada Sabtu, 30 Januari 2021 itu mendapat kecaman karena dipandang sebagai pengulangan kontrol atas alat pelindung diri, seperti masker di awal pandemi. Kamar Dagang Internasional mengatakan langkah tersebut memicu rantai tindakan pembalasan oleh nagra lain yang akan mengikis rantai pasokan vaksin penting.
Sebagai catatan, per berita ini ditulis, jumlah perusahaan yang memangkas pasokan ke Eropa bertamabh. Apabila sebelumnya Pfizer dan AstraZeneca, kabar terbaru Moderna ikut memangkas suplai vaksin COVID-19nya pada Februari ini. Hal itu dikarenakan gangguan ketersediaan bahan baku produksi vaksin. Walau begitu, Moderna mengklaim telah berkoordinasi dengan negara-negara pemesan di Eropa untuk menjelaskan situasinya.
Baca juga: Virus Covid-19 Jenis Baru, Pfizer dan Moderna Siapkan Suntikan Dosis Ketiga
FRISKI RIANA | AL JAZEERA
https://www.aljazeera.com/news/2021/1/29/eu-sets-coronavirus-vaccine-export-controls