TEMPO.CO, Jakarta - Antony Blinken pada Rabu, 27 Januari 2021, mengeluarkan pernyataannya yang pertama sebagai Menteri Luar Negeri Amerika Serikat yang baru (Menlu), menggantikan Mike Pompeo. Dia menyatakan Iran harus lebih dulu masuk ke kesepakatan nuklir 2015, baru Amerika.
Ucapan Blinken itu untuk menegaskan kembali kebijakan Presiden Joe Biden bahwa jika Iran kembali dengan sepenuhnya pada kewajiban-kewajibannya yang tertuang dalam JCPOA (kesepakatan nuklir Iran 2015), maka Washington akan melakukan hal serupa. Di bawah Pemerintah Donald Trump, Amerika Serikat keluar dari kesepakatan tersebut.
Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Baca juga: Hassan Rouhani Minta Joe Biden Kembali ke Perjanjian Nuklir Iran
Kesepakatan nuklir Iran, yang secara resmi disebut Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), ditanda-tangani oleh Iran dan enam negara kekuatan dunia lainnya pada 2015. Kesepakatan itu melarang Iran menjalankan program nuklirnya dan sebagai imbalannya, Amerika Serikat serta negara lainnya akan melonggarkan sanksi
Blinken mengatakan jika Iran kembali ke kesepakatan, maka Washington akan mengupayakan sebuah kesepakatan yang lebih lama durasinya dan kuat.
“Iran tidak patuh di sejumlah sektor dan ini akan memakan waktu agar kembali pada kepatuhan. Ini waktunya bagi kita kembali ke penilaian apakah Iran memenuhi kewajibannya,” kata Blinken.
Blinken menolak mengkonfirmasi pejabat Amerika Serikat yang mana yang akan memimpin perundingan dengan Iran. Dia hanya menjanjikan akan membawa sudut pandang berbeda pada masalah ini.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-usa-iran-blinken/new-u-s-secretary-of-state-stands-by-demand-iran-return-to-nuclear-deal-before-u-s-does-idUSKBN29W2XF