TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa masih mencari cara untuk memastikan suplai vaksin COVID-19 yang dijanjikan AstraZeneca terpenuhi. Sebab, kampanye vaksinasi dan pemulihan ekonomi mereka, salah satunya, bergantung pada suplai vaksin yang tersedia. Kabar terbaru, Uni Eropa mendesak AstraZeneca untuk mengalihkan sebagian vaksin COVID-19 yang mereka persiapkan untuk Inggris ke Eropa.
"Vaksin COVID-19 pada pabrik AstraZeneca di Inggris adalah bagian dari kesepakatan pembelian, oleh karenanya mereka harus mengirimkannya," ujar Komisioner Kesehatan Uni Eropa, Stella Kyriakides, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 28 Januari 2021.
Diberitakan sebelumnya, AstraZeneca memangkas suplai vaksin COVID-19 ke Eropa untuk kuartal pertama sebanyak 60 persen. Mereka melakukan hal itu karena gangguan produksi di pabrik.
Anggota Uni Eropa marah besar atas masalah itu. Menurut mereka, AstraZeneca melanggar kontrak dan menganggu kampanye vaksinasi yang pada ujungnya menghambat pemulihan ekonomi. Atas hal tersebut, Uni Eropa mengancam membatasi ekspor vaksin AstraZeneca ke negara lain, tak terkecuali Inggris.
Baca juga: AstraZeneca Balas Ultimatum Uni Eropa Soal Ekspor Vaksin COVID-19
AstraZeneca bergeming sejauh ini. CEO AstraZeneca Pascal Soriot mengklaim kontrak dengan Uni Eropa tidal secara spesifik mewajibkan mereka untuk menepati volume suplai di kuartal pertama. Ia berkata, isi kontrak yang dibuat AstraZeneca dan Uni Eropa adalah pihaknya akan "berusaha" memenuhi suplai vaksin COVID-19 di periode yang diinginkan.
"Kontrak kami dengan Eropa itu bukan berupa komitmen...Sederhananya kami menegaskan bahwa kami akan berupaya sebaik mungkin, namun kami tidak bisa menjamin bakal sukses. Kenyataannya, kami sedikit terlambat," ujar Soriot.
Soriot pun tidak berencana untuk mengalihkan suplai vaksin COVID-19 di Inggris ke Eropa. Menurutnya, suplai yang berada di sana adalah milik Inggris dan tidak adil memindahkannya. Ia berkata, suplai ke Inggris relatif aman karena mereka tiga bulan lebih awal menyelesaikan pemesanan ke AstraZeneca. Selisih waktu itu, kata Soriot, memungkinkan AstraZeneca untuk menyelesaikan segala masalah rantai pasokan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson ikut mengomentari upaya Uni Eropa. Menurutnya, akan menyedihkan apabila Inggris bertahan di rencana vaksinasi Uni Eropa dibandingkan menyusun rencananya sendiri yang jauh lebih cepat.
"Saya rasa kita berhasil melakukan (vaksinasi COVID-19) secara berbeda dan lebih baik dalam beberapa hal (dibanding Uni Eropa)," ujar Boris Johnson mengomentari kisruh vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Baca juga: Inggris Khawatir Uni Eropa Tahan Pengiriman Vaksin COVID-19 ke Negara Lain
ISTMAN MP | REUTERS