TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Singapura berhasil mencegah serangan terorisme ke dua masjid di Woodlands, Singapura. Dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 27 Januari 2021, serangan tersebut direncanakan oleh seorang remaja berusia 16 tahun yang ditahan pada Desember lalu.
Karena remaja itu masih di bawah umur, 16 tahun, identitas ia tidak diungkap ke publik. Namun, menurut keterangan Kepolisian Singapura, ia berencana menyerang masjid pada Maret nanti, tepat di hari peringatan peristiwa penembakan di Christchurch, Selandia Baru. Adapun serangan teror yang dipersiapkan tidak menggunakan senjata api, melainkan dengan senjata tajam.
"Dia menjadi orang termuda yang kami tindak menggunakan Hukum Keamanan Internal (ISA) perihal aktivitas terorisme," ujar Departemen Keamanan Internal Singapura dalam keterangan persnya.
Departemen Keamanan Internal (ISD) melanjutkan, remaja tersebut berencana melakukan serangan di hari peringatan Christchurch karena terinspirasi olehnya. Namun, dalam prosesnya, ia tidak dipengaruhi oleh siapapun alias radikalisasi dilakukan oleh dirinya sendiri.
Radikalisasi tersebut dilakukannya dengan menonton rekaman serangan teror di Christchurch. Selain itu, juga dengan membaca manifesto pelaku serangan teror terkait, Brenton Tarrant.
"Dia juga menonton video propaganda ISIS dan mengambil kesimpulan bahwa ISIS adalah representasi Islam. Alhasil, dia menganggap Islam meminta pengikutnya untuk membunuh orang yang tidak beriman," ujar ISD menjelaskan motivasi remaja Singapura terkait.
Sebagai catatan, peristiwa Christchurch terjadi pada 15 Maret 2019. Brenton Tarrant, menggunakan senjata mesin, membantai para jemaat yang tengah berada di sebuah masjid. Total 51 orang meninggal dan 40 luka-luka. Atas tindakan terorismenya, Pengadilan Selandia Baru menghukum Brenton Tarrant penjara seumur hidup tanpa kesempatan pengampunan.
Baca juga: Teroris Christchurch Dipenjara Seumur Hidup, Ini Tanggapan Pejabat Selandia Baru
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA
Catatan redaksi: Berita ini mengalami perbaikan soal waktu penahanan remaja terkait dan kapan ia akan melakukan aksinya. Remaja itu ditahan pada bulan Desember sebelum sempat melakukan aksinya di bulan Maret 2021.