TEMPO.CO, Jakarta - Seorang perempuan Rusia yang ditendang polisi sampai gegar otak selama aksi demonstrasi pro Alexei Navalny menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintahan Vladimir Putin.
Margarita Yudina, 54 tahun, salah satu di antara puluhan ribu orang di seluruh Rusia yang memprotes pemenjaraan kritikus Kremlin, Alexei Navalny, pada Sabtu. Polisi mengatakan protes itu ilegal dan menahan hampir 4.000 orang, menurut kelompok pemantau protes OVD-Info, dikutip dari Reuters, 27 Januari 2021.
Baca Juga:
Kekerasan terhadap Yudina pada protes di St Petersburg telah menjadi skandal nasional, setelah polisi menendang perutnya karena menanyakan mengapa polisi menahan seorang pria yang tertangkap kamera dan menjadi viral di internet.
Dalam video tersebut, Yudina terlihat terjatuh ke trotoar setelah ditendang hingga kepalanya terbentur keras, selama demonstrasi mendukung Navalny. Dokumen rumah sakit menunjukkan dia menderita gegar otak dan membutuhkan jahitan di bagian belakang kepalanya.
Dia dibawa ke perawatan intensif sebelum dipindahkan ke bangsal rumah sakit biasa, di mana dia dikunjungi oleh seorang petugas polisi yang membawakannya bunga dan meminta maaf.
Petugas kepolisian menahan seorang pria saat unjuk rasa mendukung pembebasan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny yang dipenjara di Moskow, Rusia, 23 Januari 2021. Pemimpin oposisi Alexei Navalny menyerukan para pendukungnya agar berunjuk rasa usai dirinya ditangkap pada pekan lalu. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Yudina mengaku bahwa dia memberi tahu pria, yang ditayangkan di televisi nasional, mengatakan bahwa dia telah disemprot dengan gas merica sebelum kejadian.
Dia tidak mengetahui nama lengkap petugas itu dan tidak ada seorang pun dari polisi yang datang untuk meminta kesaksiannya.
Baca juga: Sumber Kremlin Sebut Alexei Navalny Mulai Mengancam Putin
Dalam wawancara dengan surat kabar Novaya Gazeta yang diterbitkan pada hari Selasa, dia menuntut keadilan.
"Kasus ini perlu diselesaikan secara hukum," ujarnya.
"Jadi saya bermaksud mengajukan banding ke Komite Investigasi dan mencari tahu siapa yang menyerang saya. Saya ingin orang yang menendang saya ditemukan, dinamai, dan dihukum menurut aturan yang berlaku."
Aktivis hak asasi mengatakan gelombang kasus kriminal telah dibuka terhadap pengunjuk rasa selama demonstrasi hari Sabtu, tetapi polisi jarang dimintai pertanggungjawaban.
Pendukung Alexei Navalny berencana untuk kembali menggelar protes pada akhir pekan ini, untuk menuntut pembebasannya setelah dia dipenjara sebelum pra-sidang atas pelanggaran pembebasan bersyarat.
REUTERS
Sumber:
https://www.reuters.com/article/us-russia-politics-navalny-protests-woma/woman-kicked-by-russian-policeman-becomes-protest-symbol-seeks-justice-idUSKBN29V20R