TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan Rusia sepakat untuk memperpanjang perjanjian pembatasan senjata nuklir New Start setelah Joe Biden dan Vladimir Putin berbicara via telepon pada Selasa, kata Kremlin.
Gedung Putih mengkonfirmasi ini dan mengatakan kedua pemimpin setuju agar tim mereka segera bekerja untuk menyelesaikan perpanjangan perjanjian kontrol senjata New START antara Amerika Serikat dan Rusia pada 5 Februari, ketika pakta saat ini berakhir.
Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan sejumlah isu yang dibahas dalam percakapan itu termasuk proposal Biden untuk memperpanjang perjanjian senjata nuklir New START dengan Rusia selama lima tahun, dukungan AS untuk kedaulatan Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang sedang berlangsung, kasus Alexei Navalny, intervensi Rusia dalam pemilu AS 2020, dan imbalan Rusia ke Taliban yang membunuh pasukan AS di Afganistan, adalah di antara topik lain yang dibahas.
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu untuk membahas insiden baru-baru ini dengan kapal selam laut dalam Rusia, yang terbakar di wilayah Laut Barents, di Moskow, Rusia 4 Juli 2019. [Sputnik / Mikhail Klimentyev / Kremlin via REUTERS]
Perjanjian pengendalian senjata New Start membatasi Amerika Serikat dan Rusia untuk masing-masing mengerahkan tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir strategis.
Siaran pers Kremlin mengatakan Joe Biden dan Putin mengaku puas setelah pertukaran catatan dan percakapan telepon untuk memperpanjang New Start.
"Para presiden menyatakan kepuasannya setelah pertukaran catatan diplomatik hari ini tentang kesepakatan untuk memperpanjang Perjanjian New START," kata Kremlin, dikutip dari TASS.
"Pihak-pihak akan menyelesaikan, dalam beberapa hari, prosedur yang diperlukan untuk memastikan fungsi lebih lanjut dari mekanisme internasional utama ini dari pembatasan timbal balik dari persenjataan rudal nuklir," papar Kremlin.
Rudal nuklir tercanggih Rusia, hypersonic Sarmat ICBM yang diungkap pertama kali oleh Presiden Vladimir Putin di hadapan Dewan Federal Rusia, 1 Maret 2018 {Russia Today]
Perjanjian antara Amerika Serikat dan Federasi Rusia tentang Tindakan untuk Pengurangan Lebih Lanjut dan Pembatasan Senjata Ofensif Strategis atau Perjanjian New START, ditandatangani pada 2010 dan mulai berlaku pada tanggal 5 Februari 2011.
Perjanjian itu menetapkan bahwa tujuh tahun setelah diberlakukan, masing-masing pihak harus memiliki tidak lebih dari total 700 rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dikerahkan, rudal balistik yang diluncurkan oleh kapal selam (SLBM) dan pesawat pengebom strategis, serta tidak lebih dari 1.550 hulu ledak pada ICBM yang dikerahkan, SLBM yang dikerahkan dan pembom strategis, dan total 800 peluncur ICBM yang dikerahkan dan tidak dikerahkan, peluncur SLBM, dan pengebom strategis.
Baca juga: Joe Biden Pastikan Bantu Palestina Dalam Konfik dengan Israel
Perjanjian New START akan tetap berlaku selama 10 tahun, hingga 2021, kecuali sebelum tanggal tersebut diganti dengan perjanjian berikutnya tentang pengurangan dan pembatasan senjata ofensif strategis. Perjanjian ini juga dapat diperpanjang tidak lebih dari 5 tahun, atau hingga 2026, atas persetujuan bersama para pihak, menurut TASS.
Pada hari yang sama pengumuman perpanjangan New START, Gedung Putih mengatakan Joe Biden menekankan akan memperbaiki hubungan yang tegang dengan NATO selama pemerintahan Trump.
Joe Biden telah melakukan panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bahwa Amerika Serikat akan mematuhi pakta pertahanan bersama dari perjanjian NATO.
REUTERS | TASS
Sumber:
https://tass.com/politics/1249223
https://www.reuters.com/article/us-russia-usa-biden-putin/biden-speaks-to-putin-for-first-time-since-taking-power-white-house-idUSKBN29V2AJ