TEMPO.CO, Jakarta - Karir politik mantan Presiden Amerika Donald Trump ke depannya ditentukan proses hukum yang dimulai hari ini. Sesuai jadwal, Parlemen Amerika secara resmi memperkarakan Donald Trump hari ini atas kerusuhan US Capitol yang terjadi pada 6 Februari lalu. Ancaman hukumannya adalah pemakzulan.
Jika sidang menetapkan Donald Trump dimakzulkan, maka ia harus mengubur impiannya untuk kembali maju di Pilpres Amerika. Konstitusi Amerika menyatakan, salah satu cara untuk menghukum pejabat yang dimakzulkan adalah diskualifikasi untuk memegang dan menikmati jabatan kehormatan, kepercayaan, atau keuntungan apapun di bawah Amerika.
Dikutip dari Reuters, Senin, 25 Januari 2021, ada sembilan jaksa penuntut dalam persidangan pemakzulan Trump. Kesembilannya berasal dari Demokrat dan merekalah yang akan membawa berkas Pemakzulan Trump ke Senat Amerika.
Meski berkas diserahkan hari ini, sidang masih akan digelar dua pekan lagi. Paling cepat pada tanggal 8 Februari. Dengan kata lain, Donald Trump masih memiliki dua pekan untuk menyiapkan pembelaannya atas kerusuhan US Capitol. Donald Trump disebut menghasut pendukungnya untuk menyerang US Capitol saat hasil Pilpres Amerika hendak disahkan.
Donald Trump kemungkinan akan berdebat di persidangan bahwa pernyataannya adalah kebebasan berekspresi yang dilindungi oleh Amendemen Pertama Konstitusi. Ia akan berdalih ajakan kepada pendukungnya untuk "melawan" bukan hasutan untuk kekerasan.
Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Baca juga: Pesan Donald Trump di Hari Pelantikan Joe Biden: Kami Akan Kembali
Situasi Senat kali ini berbeda dibanding ketika Donald Trump dimakzulkan untuk pertama kalinya. Posisi Demokrat sekarang sebagai mayoritas sederhana yaitu 50 + 1 dengan Wakil Presiden Kamala Harris. Pada pemakzulan sebelumnya, posisi Republikan unggul yang memudahkan Donald Trump bertahan dari tuduhan penyalahgunaan wewenang untuk memaksa pemerintah Ukraina memata-matai Joe biden.
Pihak Republikan, sejauh ini, terpecah soal pemakzulan Trump. Kepala Senat Minoritas Mitch McConnell, misalnya, menyebut Donald Trump dengan sengaja memicu kerusuhan US Capitol. Senator Republikan Mitt Romney menyatakan hal senada bahwa sidang pengesahan hasil Pilpres Amerik tertunda akibat ulah Trump.
"Saya yakin bahwa apa yang dituduhkan dan apa yang kita lihat, di mana memicu penyerangan, adalah tindak pidana dengan ancaman hukuman pemakzulan. Jika tidak, lalu apa lagi?" ujar Romney.
Ada juga yang mendukung Donald Trump dan menyebut pemakzulan setelah administrasi berganti buang-buang waktu. Salah satu yang menyebut begitu adalah Senator Marco Rubio. Ia menyebut pemakzulan Trump bodoh.
"Sudah ada api yang membara di negeri ini dan langkah (pemakzulan) ini seperti menyiram bensin ke api itu," ujar Marco Rubio soal pemakzulan Donald Trump.
Baca juga: Donald Trump Terancam Dilarang Nyapres Jika Bersalah dalam Sidang Pemakzulan
ISTMAN MP | REUTERS