TEMPO.CO, - Pendiri firma riset Inggris Airfinity, Rasmus Bech Hansen, memprediksi target Jepang untuk mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) terhadap Covid-19 akan meleset. Jepang baru bisa mencapainya diperkirakan beberapa bulan setelah Olimpiade Tokyo 2021 berlangsung.
Meski Jepang telah memesan vaksin dengan jumlah terbesar di Asia, namun ada kendala dalam proses distribusinya "Jepang tampaknya cukup terlambat. Mereka bergantung pada impor banyak (vaksin) dari Amerika Serikat. Dan saat ini, sepertinya tidak mungkin mereka akan mendapatkan dalam jumlah yang sangat besar, misalnya, vaksin Pfizer," kata Hansen dikutip dari Reuters, Senin, 25 Januari 2021.
Hansen mengatakan Jepang diperkirakan baru bisa mencapai tingkat inokulasi 75 persen, atau tolok ukur kekebalan kelompok, pada Oktober atau dua bulan setelah Olimpiade berakhir.
Jepang diketahui telah membeli 314 juta dosis vaksin dari Pfizer, Moderna Inc, dan AstraZeneca Plc, untuk disuntikkan kepada 126 juta penduduknya. Tetapi ada keraguan bahwa Jepang akan mendapatkan pasokan itu tepat waktu.
Baca juga: Perdana Menteri Jepang Bantah Olimpiade Tokyo Dibatalkan
Taro Kono, kepala program vaksin Jepang, mengatakan vaksinasi massal akan dimulai pada Februari dengan target penerima 10 ribu tenaga kesehatan. Namun pasokan vaksin yang cukup diperkirakan baru terjadi pada Juni.
Program vaksinasi Jepang menjadi sangat rentan karena rencana inokulasi awalnya bergantung pada dosis Pfizer. Sementara vaksin ini berisiko diambil kembali oleh otoritas AS untuk melawan pandemi di sana. “Tidak ada cukup vaksin untuk semua negara yang membuat perjanjian dengan Pfizer,” kata Hansen.
“Amerika membutuhkan 100 juta lebih banyak vaksin Pfizer agar berada di pihak yang aman untuk mencapai tujuan mereka, dan banyak dari 100 juta itu akan datang dari pesanan Jepang," ucap dia.
Kementerian kesehatan Jepang tidak segera menanggapi dengan mengomentari perkiraan Airfinity. Pfizer mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk meningkatkan kapasitas untuk memenuhi permintaan global, yang bertujuan untuk membuat sekitar 2 miliar dosis vaksin pada tahun 2021.
REUTERS
https://www.reuters.com/article/idUSKBN29U0F2