TEMPO.CO, Jakarta - Italia akan mengambil langkah hukum dan memberikan tekanan terhadap Pfizer Inc dan AstraZeneca atas keterlambatan pengiriman vaksin virus corona. Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio, mengatakan langkah tegas ini diharapkan bisa mengamankan pasokan vaksin seperti yang telah disepakati.
“Ini adalah sebuah kontrak, yang Pfizer dan AstraZeneca tidak hormati. Ini menjadi alasan kami mengambil langkah hukum. Kami sedang mengupayakan agar program vaksin kami tidak berubah,” kata Maio.
Baca juga: Ikuti Pfizer, AstraZeneca Pangkas Distribusi Vaksin COVID-19
Petugas medis menggunakan alat perlindungan diri saat mengecek kondisi pasien virus corona atau Covid-19 di Rumah sakit Circolo di Varese, Italia, 9 April 2020. REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Pfizer telah memperlambat suplai vaksin virus corona ke Eropa dampak dari perubahan di sistem manufaktur supaya bisa meningkatkan output produksi. Sedangkan AstraZeneca mengungkap pengiriman vaksin virus corona ke Benua Biru akan mengalami kekurangan karena ada sebuah masalah produksi.
“Kami sedang mengaktifkan semua saluran sehingga komisi Uni Eropa melakukan apa yang bisa dilakukan untuk memastikan orang-orang ini menghormati kontrak mereka,” kata Maio.
Pihak Pfizer masih belum bisa diminta komentar mengenai hal ini. Sedangkan AstraZeneca belum menjawab email perihal isu ini.
Sebelumnya pada Minggu, 24 Januari 2021, Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan Uni Eropa akan menggunakan jalur hukum untuk memastikan semua perusahaan farmasi menghormati kontrak suplai vaksin virus corona.
“Kami ingin membuat perusahaan-perusahaan farmasi menghormati kontrak yang sudah mereka tanda-tangani dengan menggunakan sarana hukum, yang kami miliki,” kata Michel.
Sky TV di Italia mewartakan Pfizer menjelaskan pihaknya memangkas jumlah vials, bukan jumlah dosis. Ini semata pada akhirnya untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin virus corona perusahaan itu.