TEMPO.CO, Jakarta - Kabinet Uni Emirat Arab pada Minggu, 24 Januari 2021, menyetujui pendirian kantor Kedutaan Besar Uni Emirat Arab di Tel Aviv, Israel. Saat yang sama, Israel juga mengumumkan telah membuka kantor Kedutaan Besarnya di Abu Dhabi.
Pembukaan kantor Kedutaan Besar itu menyusul sikap Uni Emirat Arab dan Israel yang setuju untuk normalisasi hubungan pada Agustus 2020 lalu. Kesepakatan itu dituding karena ketakutan pada Iran.
Baca juga: Warga Uni Emirat Arab Bisa Berkunjung ke Israel 90 Hari Tanpa Visa
Seorang pria mengendarai skuter di dekat bendera AS, Uni Emirat Arab, Israel, dan Bahrain di sepanjang jalan di Netanya, Israel, 14 September 2020. [REUTERS / Nir Elias]
Langkah Uni Emirat Arab itu diikuti oleh Bahrain, Sudan dan Maroko, yang pada 2020 kompak membangun hubungan dengan Negara Bintang Daud. Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menjadi mediator dalam hal ini.
Uni Emirat Arab belum memberikan informasi detail soal pendirian kantor Kedutaan Besarnya di Israel, termasuk tanggal resmi pembukaan.
Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negara itu, namun hal ini belum diakui oleh sebagian besar komunitas internasional. Palestina mengklaim wilayah Yerusalem Timur sebagai calon ibu kota negara itu.
Sebagian besar negara-negara di dunia masih menempatkan kantor kedutaan besarnya di Tel Aviv, Israel.
Keterangan resmi dari Kementerian Luar Negeri Isreal menyebutkan kantor Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi sudah dibuka atau dioperasikan secara resmi pada Minggu, 24 Januari 2021, dengan kedatangan utusan Israel ke negara itu. Lokasi kantor Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi itu masih sementara, sampai lokasi yang permanen ditentukan.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-israel-emirates-embassy/uae-cabinet-approves-setting-up-embassy-in-tel-aviv-idUSKBN29T0E0