TEMPO.CO, Jakarta - Hong Kong melakukan lockdown pada area Semenanjung Kowloon pada Sabtu, 23 Januari 2021. Dengan aturan lockdown ini, maka sekitar 10 ribu warga yang tinggal di area itu diminta untuk tidak keluar rumah, sampai semuanya menjalani pengujian virus corona, yang hasilnya akan menentukan keputusan otoritas Hong Kong.
Otoritas Hong Kong mengatakan ada sekitar 70 gedung di Semenanjung Kowloon, di mana proses pengujian virus corona pada warga yang tinggal di gedung itu bisa rampung dalam tempo 48 jam. Dengan begitu, diharapkan masyarakat di sana bisa mulai kembali bekerja pada Senin, 25 Januari 2021.
Baca juga: Hong Kong Memburu Pasien Positif Virus Corona yang Kabur
Petugas kesehatan di luar pintu apartemen Hong Mei House di Cheung Hong Estate, Hong Kong, 11 Februari 2020.[Felix Wong/South China Morning Post]
Hong Kong telah melakukan kebijakan yang agresif untuk memberantas wabah virus corona. Namun pada Sabtu, 23 Januari 2021, untuk pertama kalinya Hong Kong melakukan lockdown.
Menteri Kesehatan Hong Kong, Sophia Chan, mengatakan banyak gedung di Hong Kong sudah tua dan perawatannya buruk. Gedung-gedung itu berada di area padat penduduk.
“Risiko infeksi di kalangan masyarakat sangat tinggi. Setelah dilakukan penilaian, kami rasa penting untuk membuat sebuah larangan saat dilakukan pengujian virus corona demi tercapainya tujuan nol kasus virus corona,” kata Chan.
Di Semenanjung Kowloon, yang berstatus lockdown sementara, terkonfirmasi ada 162 kasus positif Covid-19 pada bulan ini. Ditemukan pula rasio virus corona terdeteksi dari gedung-gedung di sana, yang lebih tinggi dibanding area lain di Hong Kong.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-hongkong-kowloon/hong-kong-locks-down-thousands-for-compulsory-covid-19-testing-idUSKBN29S01A