TEMPO.CO, Jakarta - Shijazhuang, ibu kota dari provinsi Hebei, menjadi lokasi dari kamp karantina COVID-19 terbaru Cina. Berkapasitas 4000 orang, kamp tersebut dipersiapkan Cina untuk mengantisipasi gelombang baru pandemi COVID-19 yang kembali memburuk.
Dikutip dari CNN, Shijazhuang menjadi lokasi pilihan Cina karena di sana lah terjadi peningkatan kasus terbanyak. Bahkan, Shijazhuang, yang memiliki populasi 11 juta orang, sudah dalam status lockdown sejak Senin pekan lalu.
"Sejatinya kompleks ini akan bisa menampung 300 orang, namun kemudian ditingkatkan ke 4160 orang," ujar Deputi Wali Kota Shijazhuang, Meng Xianghong, Rabu, 20 Januari 2021.
Xianghong melanjutkan, sebanyak 4000 pekerja dikerahkan untuk proyek kamp karantina ini. Mereka bekerja enam hari enam malam per pekannya sejak 13 Januari lalu.
Sejauh ini, kata Xianghong, semuanya berjalan sesuai rencana dengan pembangunan tahap pertama telah dirampungkan. Xianghong tidak menjelaskan kapan deadline untuk pembangunan tahap dua.
Menurut laporan CNN, setiap kamar pasien di kamp karantina ini akan memiliki fasilitas lengkap. Dengan luas 18 meter persegi, pasien akan mendapat kamar mandi dalam, meja, kursi, tempat tidur, televisi, serta Wi-fi.
Untuk Cina, ini bukan proyek kamp karantina pertama mereka. Ketika pandemi COVID-19 meledak untuk pertama kalinya, mereka juga membangun hal serupa. Namun, saat itu, kamp yang dibangun lebih kecil, berkapasitas 1000 orang dan selesai digarap dalam 10 hari.
Per berita ini ditulis, Cina mencatat 88.557 kasus dan 4.635 kematian akibat COVID-19. Adapun jumlah kasus baru dalam 24 jam terakhir adalah 103 orang dengan 58 di antaranya bersifat tanpa gejala.
Provinsi Hebei, seperti yang dikatakan sebelumnya, menjadi provinsi di Cina dengan kondisi terparah. Mereka mencatat 818 kasus lokal dengan 200 di antaranya tanpa gejala.
Baca juga: Virus Corona, Beijing Memperketat Aturan
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2021/01/20/asia/china-shijiazhuang-covid-quarantine-intl-hnk-scli/index.html