TEMPO.CO, Jakarta - Di hari terakhir pemerintahannya, administrasi Presiden Donald Trump kembali melancarkan 'serangan' kepada Pemerintah Cina. Dikutip dari CNN, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyatakan CIna telah melakukan genosida dan kejahatan kemanusiaan terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
"Genosida ini masih berjalan dan kami menyaksikan upaya sistematik untuk menghancurkan Uighur oleh pemerintah Cina," ujar Mike Pompeo dalam keterangan persnya, Selasa, 19 Januari 2021.
Pernyataan ini tidak sepenuhnya baru. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Amerika pernah menyatakan bahwa dua juta Uighur ditahan di kamp konsentrasi yang berada di Xinjiang.
Cina berkali-kali membantah tuduhan soal pelanggaran hak asasi manusia terhadap Uighur. Mereka berdalih pengawasan ketat dan perilaku tegas terhadap Uighur untuk menangkal ekstrimisme dan terorisme. Namun, catatan pemerintah Cina yang bocor tahun lalu menyatakan hal berbeda.
Menurut catatan itu, Cina bersikap sewenang-wenang terhadap Uighur. Penahanan berlangsung dengan sangat mudah, di mana muslim Uighur bisa saja ditahan hanya karena mengenakan cadar atau memanjangkan jenggot.
Baca Juga:
Petugas kepolisian melakukan penjagaan di pusat pendidikan keterampilan kejuruan untuk Muslim Uighur di Xinjiang, Cina, 4 September 2018. Cina mengklaim kamp itu sebagai pusat pelatihan vokasi profesional yang digunakan untuk kontra-terorisme sekaligus meningkatkan keterampilan. REUTERS/Thomas Peter
"Sejak Maret 2017, otoritas lokal (di Xinjiang) secara drastis menaikkan represinya terhadap Muslim Uighur dan anggota dari kelompok minoritas lainnya, termasuk etnis Kazakhs dan Kyrgyz."
"Pemerintah Cina juga telah melakukan sterilisasi dan aborsi paksa terhadap perempuan Uighur ataupun memaksa mereka untuk menikah dengan non-Uighur. Anak-anak Uighur juga dipisahkan dari orang tua mereka," ujar Mike Pompeo menegaskan.
Belum lama ini, Amerika memblokir impor produk katun dan tomat yang diproduksi di Xinjiang. Kekhawatiran Amerika, produk-produk itu disediakan lewat tenaga kerja paksa.
Presiden Amerika Terpilih Joe Biden, yang dilantik hari ini, berkomitmen untuk memberikan tekanan ke Cina soal isu hak asasi manusia ini. Tim Joe Biden bahkan lebih dulu menggunakan istilah "Genosida" dibandingkan administrasi Donald Trump.
Di Xinjiang, kurang lebih ada 11 juta Uighur yang tinggal. Salah satu penyintas Uighur, yang pernah tinggal di kamp konsentrasi, menyatakan dirinya pernah menjadi korban penyiksaan dan diperlakukan secara tidak manusiawi.
Baca juga: Muslim Uighur Diduga Dipaksa Makan Daging Babi di Kamp Konsentrasi
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2021/01/19/us/us-xinjiang-china-genocide-intl/index.html