TEMPO.CO, - Peringatan 10 tahun revolusi di Tunisia diwarnai kerusuhan. Lebih dari 600 orang ditangkap dan tentara dikerahkan di seluruh kota untuk berjaga-jaga.
Para pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota Tunis Senin siang kemarin. Di hari-hari sebelumnya, mereka berunjuk rasa pada malam hari. Massa meneriakkan "Kami datang di siang hari" setelah Kementerian Dalam Negeri menyebut demonstrasi melanggar aturan bila dilakukan malam hari.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Mohamed Zikri mengatakan tentara telah mengerahkan bala bantuan di Bizerte, Sousse, Kasserine, dan Siliana.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Khaled Hayouni mengatakan pada Ahad kemarin saja dalam satu hari 632 orang ditangkap. Kebanyakan dari mereka berusia antara 15 dan 20 tahun yang diduga membakar ban dan sampah untuk memblokir pergerakan pasukan keamanan.
"Beberapa dari mereka yang ditangkap diduga melemparkan batu ke arah polisi dan bentrok dengan pasukan keamanan," katanya dikutip Arab News, Selasa, 19 Januari 2021.
Baca juga: Demi Keamanan, Tunisia Larang Penggunaan Cadar
Menurut Hayouni, demonstrasi ini tidak bisa disebut sesuatu yang dijamin oleh konstitusi dan undang-undang. Alasannya massa beraksi di malam hari. "Protes biasanya berlangsung di siang hari bolong dan tanpa tindakan kriminal apa pun," ucap dia.
Serangkaian unjuk rasa ini dalam rangka peringatan 10 tahun revolusi di Tunisia. Massa menilai pemerintah tidak mampu memberikan kehidupan yang lebih baik bagi warga Tunisia. Pengangguran, layanan publik yang buruk, rentetan aksi terorisme, hingga anjloknya perekonomian disebut memicu kemarahan demonstran.
ARAB NEWS
https://www.arabnews.com/node/1794576/middle-east