TEMPO, Jakarta - Sehari menjelang berakhirnya masa pemerintahan Donald Trump di Amerika, Museum London mendapat sumbangan unik berupa balon. Bukan balon biasa, tapi balon udara berbentuk karikatur Presiden Amerika Donald Trump yang ditampilkan sebagai bayi raksasa, lengkap dengan popoknya.
Balon tersebut adalah balon yang sama digunakan pengunjuk rasa untuk memprotes kedatangan Donald Trump ke Inggris pada 2018 lalu. Kala itu, ribuan pengunjuk rasa memprotes kehadiran Donald Trump yang mereka rasa tidak mewakili nilai-nilai yang diyakini warga Inggris untuk sejumlah isu penting. Menurut mereka, Donald Trump terlalu banyak membuat kebijakan-kebijakan yang berlandaskan pada kebohongan serta kebencian. Oleh karenanya, bagi para demonstran, menampilkan Donald Trump sebagai bayi yang tantrum adalah salah satu sindiran paling pas.
Karena balon yang menampilkan Donald Trump sebagai bayi telanjang itu digunakan sebagai alat unjuk rasa, Museum London akan memajangnya bersama koleksi alat protes lainnya. "Dengan menerima balon ini, kami bisa mengenang apa yang terjadi di London saat itu sekaligus memotret semangat perlawanan yang ada di sana," ujar Direktur Museum Sharon Ament, Senin, 18 Januari 2021.
Aktivis menerbangkan balon udara bergambar Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Parliament Square selama kunjungan Trump dan First Lady Melania Trump ke London, Inggris, 13 Juli 2018. Balon karikatur itu menggambarkan Presiden Trump sebagai bayi raksasa yang mengenakan popok dan memegang ponsel. REUTERS/Peter Nicholls
Sang kreator dari balon udara Donald Trump, aktivis Leo Murray, merasa bangga Museum London mau menerima sumbangan balonnya. Ia merasa terhomat karena berarti balon ciptaannya telah menjadi bagian penting dari sejarah perlawanan terhadap Donald Trump.
"Kami berharap keberadaan balon itu di museum menjadi pengingat soal kapan London berdiri tegak melawan Donald Trump. Di sisi lain, balon itu juga bisa menjadi panduan untuk mereka yang ingin melanjutkan perjuangan kami." ujar Murray menegaskan.
Ketika Donald Trump berkunjung ke Inggris pada 2018 lalu, dia merasa tersinggung dengan balon tersebut. Menurutnya, keberadaan balon itu adalah tanda bahwa dirinya tidak diterima di London dan ia menjadi malas untuk berkunjung di sana.
"Mereka menerbangkan balon tersebut untuk membuatku merasa tidak nyaman...Saya pernah mencintai London dan saya lama tidak ke sana. Namun, ketika mereka membuatku merasa tidak diterima, buat apa saya bertahan (di London)," ujar Trump saat itu, dikutip dari Reuters.
Donald Trump secara resmi tak akan lagi menjadi Presiden Amerika pada Rabu nanti, 20 Januari 2021. Dirinya akan digantikan oleh Presiden Amerika Terpilih ke-46, Joe Biden. Adapun Donald Trump tengah menjadi sorotan akhir-akhir ini karena terlibat dalam kerusuhan US Capitol dan kemudian dimakzulkan untuk kedua kalinya oleh Parlemen Amerika.
ISTMAN MP | REUTERS