TEMPO.CO, Jakarta - Berkas perkara para tersangka kerusuhan US Capitol mengungkapkan berbagai detil menarik. Salah satunya soal pencurian laptop milik Ketua Parlemen Amerika Nancy Pelosi. Dikutip dari CNN, berkas perkara salah satu penyerbu US Capitol bernama Riley June Williams berisi keterangan Biro Investigasi Federal (FBI) yang menduga Williams mencuri laptop Pelosi untuk dijual ke Rusia.
Dugaan tersebut belum terbukti hingga sekarang menurut keterangan FBI di berkas itu. Namun, mereka memutuskan untuk tidak berhenti menyelidikinya. "Hal tersebut masih dalam investigasi kami," ujar FBI, Senin, 18 Januari 2021.
Berkas perkara Williams menjelaskan juga dari mana FBI menduga laptop Pelosi dicuri untuk dijual ke Rusia. Ternyata, dugaan itu berangkat dari tip (petunjuk) yang diberikan salah satu saksi FBI.
Seorang saksi yang mengaku sebagai mantan kekasih Williams, awalnya, hanya membantu FBI untuk mengidentifikasi di mana sang tersangka dalam video kerusuhan US Capitol. Lewat petunjuknya, FBI berhasil mengidentifikasi Williams yang tertangkap kamera mengarahkan sejumlah penyerbu US Capitol ke kantor Pelosi.
Saksi itu kemudian mengklaim sempat berbicara dengan teman Williams yang menjelaskan kenapa mantan kekasihnya mengincar kantor Nancy Pelosi. Menurut teman tersebut, Williams mengincar laptop Nancy Pelosi untuk kemudian dijual ke pemerintah Rusia lewat perantara di sana.
Baca Juga:
"Namun, transaksi dengan Rusia itu kabarnya gagal untuk alasan yang misterius. Williams antara masih memiliki laptop Nancy Pelosi atau telah menghancurkannya," menurut keterangan FBI di berkas perkara.
Karena pencurian laptop Nancy Pelosi itu belum terbukti, FBI memutuskan untuk tidak menjeratnya dengan pasal pencurian. Williams hanya dijerat dengan pasal masuk ke properti pemerintah tanpa izin serta merusak properti pemerintah. Jeratan itu yang paling banyak digunakan FBI untuk tersangka kasus kerusuhan US Capitol.
Per pekan lalu, FBI telah menetapkan 70 tersangka untuk kasus US Capitol. Namun, angka itu diyakini akan bertambah seiring dengan berjalannya penyelidikan.
Diberitakan seblumnya, kerusuhan US Capitol terjadi Rabu dua pekan lalu. Inkumben Presiden Amerika Donald Trump mengarahkan pendukungnya untuk bergerak ke US Capitol untuk menghentikan pengesahan hasil Pilpres Amerika yang memenangkan Joe Biden. Belakangan, para pendukung Trump itu menyerbu masuk ke dalam gedung US Capitol, menganggu proses pengesahan yang sedang berjalan.
Sekarang, ratusan orang diburu FBI dan Parlemen memutuskan memakzulkan Donald Trump untuk kedua kalinya.
Baca juga: Donald Trump Merasa Tak Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan US Capitol
ISTMAN MP | CNN
https://edition.cnn.com/2021/01/18/politics/riley-june-williams-fbi-investigation/index.html