Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

FBI Investigasi Penyerbu US Capitol Curi Laptop Parlemen untuk Dijual ke Rusia

image-gnews
Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkas perkara para tersangka kerusuhan US Capitol mengungkapkan berbagai detil menarik. Salah satunya soal pencurian laptop milik Ketua Parlemen Amerika Nancy Pelosi. Dikutip dari CNN, berkas perkara salah satu penyerbu US Capitol bernama Riley June Williams berisi keterangan Biro Investigasi Federal (FBI) yang menduga Williams mencuri laptop Pelosi untuk dijual ke Rusia.

Dugaan tersebut belum terbukti hingga sekarang menurut keterangan FBI di berkas itu. Namun, mereka memutuskan untuk tidak berhenti menyelidikinya. "Hal tersebut masih dalam investigasi kami," ujar FBI, Senin, 18 Januari 2021.

Berkas perkara Williams menjelaskan juga dari mana FBI menduga laptop Pelosi dicuri untuk dijual ke Rusia. Ternyata, dugaan itu berangkat dari tip (petunjuk) yang diberikan salah satu saksi FBI.

Seorang saksi yang mengaku sebagai mantan kekasih Williams, awalnya, hanya membantu FBI untuk mengidentifikasi di mana sang tersangka dalam video kerusuhan US Capitol. Lewat petunjuknya, FBI berhasil mengidentifikasi Williams yang tertangkap kamera mengarahkan sejumlah penyerbu US Capitol ke kantor Pelosi.

Saksi itu kemudian mengklaim sempat berbicara dengan teman Williams yang menjelaskan kenapa mantan kekasihnya mengincar kantor Nancy Pelosi. Menurut teman tersebut, Williams mengincar laptop Nancy Pelosi untuk kemudian dijual ke pemerintah Rusia lewat perantara di sana.

"Namun, transaksi dengan Rusia itu kabarnya gagal untuk alasan yang misterius. Williams antara masih memiliki laptop Nancy Pelosi atau telah menghancurkannya," menurut keterangan FBI di berkas perkara.

Karena pencurian laptop Nancy Pelosi itu belum terbukti, FBI memutuskan untuk tidak menjeratnya dengan pasal pencurian. Williams hanya dijerat dengan pasal masuk ke properti pemerintah tanpa izin serta merusak properti pemerintah. Jeratan itu yang paling banyak digunakan FBI untuk tersangka kasus kerusuhan US Capitol.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Per pekan lalu, FBI telah menetapkan 70 tersangka untuk kasus US Capitol. Namun, angka itu diyakini akan bertambah seiring dengan berjalannya penyelidikan.

Diberitakan seblumnya, kerusuhan US Capitol terjadi Rabu dua pekan lalu. Inkumben Presiden Amerika Donald Trump mengarahkan pendukungnya untuk bergerak ke US Capitol untuk menghentikan pengesahan hasil Pilpres Amerika yang memenangkan Joe Biden. Belakangan, para pendukung Trump itu menyerbu masuk ke dalam gedung US Capitol, menganggu proses pengesahan yang sedang berjalan.

Sekarang, ratusan orang diburu FBI dan Parlemen memutuskan memakzulkan Donald Trump untuk kedua kalinya.

Baca juga: Donald Trump Merasa Tak Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan US Capitol

ISTMAN MP | CNN

https://edition.cnn.com/2021/01/18/politics/riley-june-williams-fbi-investigation/index.html

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

1 hari lalu

Sejumlah rudal Iran dipamerkan selama parade militer tahunan di Teheran, Iran, 22 September 2023. Majid Asgaripour/WANA (West Asia News Agency) via REUTERS
4 Rudal Iran yang Diwaspadai Amerika dan Sekutunya

Iran memiliki kapasitas teknis dan industri untuk mengembangkan rudal jarak jauh, termasuk Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) atau Rudal Balistik Antarbenua.


Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

1 hari lalu

Fasilitas Nuklir Iran di Isfahan.[haaretz]
Kisah Amerika Bantu Iran Kembangkan Nuklir

Iran menjadi salah satu negara yang mengembangkan nuklir. Ada jasa Amerika dalam hal itu.


Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

2 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?


Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

2 hari lalu

Logo Biro Investigasi Federal terlihat di markas besar FBI di Washington, AS, 14 Juni 2018. REUTERS/Yuri Gripas
Sejarah FBI dan Apa Saja Tugas-tugasnya

FBI mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore.


FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

3 hari lalu

Pemandangan udara dari kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key, menyebabkannya runtuh di Baltimore, Maryland, AS, 26 Maret 2024. Maryland National Guard/Handout via REUTERS
FBI Buka Penyelidikan Ambrolnya Jembatan Baltimore, Begini Cara Mereka Bekerja

Agen FBI melakukan penyelidikan dengan menaiki kapal kargo Dali atas izin pengadilan terhadap kasus jembatan Francis Scott Key atau Jembatan Baltimore


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

4 hari lalu

Kapal kargo Dali yang menabrak Jembatan Francis Scott Key hingga runtuh, di Baltimore, Maryland, AS, 27 Maret 2024. REUTERS/Mike Segar
FBI Buka Penyelidikan Kriminal atas Runtuhnya Jembatan Baltimore

FBI mengatakan pada Senin pihaknya membuka penyelidikan kriminal atas runtuhnya jembatan Baltimore


Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

4 hari lalu

Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berunjuk rasa dengan para pendukungnya pada acara
Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani


Joe Biden Membela Israel, Janjikan G7 akan Bertindak terhadap Serangan Iran

5 hari lalu

Presiden AS Joe Biden berhenti sejenak saat pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membahas konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, Rabu, 18 Oktober 2023. Miriam Alster/Pool via REUTERS
Joe Biden Membela Israel, Janjikan G7 akan Bertindak terhadap Serangan Iran

Joe Biden mengecam serangan Iran terhadap Israel dan menjanjikan dukungan G7 bagi sekutunya.


Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

9 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.