TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in meminta Presiden Amerika Terpilih Joe Biden untuk tidak menghentikan negosiasi nuklir dengan Korea Utara. Menurutnya, Joe Biden perlu melanjutkan negosiasi peninggalan inkumben Donald Trump yang terhenti di tahun 2019
"Pelantikan Joe Biden bisa menjadi kesempatan untuk memulai dialog baru antara Amerika dan Korea Utara, begitu juga dialog dengan Korea Selatan," ujarr Moon Jae-in, dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 18 Januari 2021.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Donald Trump dan Kim Jong Un sudah beberapa kali bertemu, membahas denuklirisasi Korea Utara. Pertemuan itu berlangsung pertama kali pada 2018 dan berlanjut hingga 2019. Pada pertemuan terakhir, kedua pihak tidak mencapai kata sepakat dan Donald Trump memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke kebijakan luar negeri lainnya. Kim Jong Un dikabarkan tidak setuju dengan negosiasi yang berjalan karena terlalu berat sebelah, baik dalam hal nuklir maupun sanksi.
Sejak pembahasan itu tidak lanjut, Korea Utara terus maju dengan program nuklirnya. Kim Jong Un beberapa kali menyatakan ingin menambah jumlah alutsista dengan kapasitas nuklir. Hal itu kembali ia tegaskan dalam kongres partai politik Korea Utara pada pekan lalu.
Moon mengakui bahwa kongres partai politik itu lah yang bikin ia was-was. Menurutnya, langkah terbaru Korea Utara harus segera direspon dengan negosiasi baru sebelum terlambat.
Untuk mempermudah negosiasi, Moon berjanji Korea Selatan akan tetap membantu sebagai mediator. Selain itu, dirinya juga akan membantu mempromosikan isu Korea Utara sebagai prioritas kebijakan luar negeri Joe Biden. Perihal langkah strategis yang akan dipakai, dirinya menyarankan untuk berangkat dari negosiasi terakhir Donald Trump dan Kim Jong Un di Singapura 2018.
"Dialog bisa lebih cepat apabila kita mulai dari deklarasi di Singapura dan fokus ke hal-hal yang perlu dinegosiasikan," ujar Moon.
Joe Biden atau Pemerintah Amerika, hingga berita ini ditulis, belum berkomentar. Desember lalu, Joe Biden dikabarkan akan membangun koalisi dulu dengan negara-negara lain sebelum memulai negosiasi dengan Korea Utara. Hal itu untuk memastikan Amerika memiliki daya tawar dalam negosiasi.
Baca juga: Trump Enggan Bertemu Kim Jong Un Sebelum Pilpres AS
ISTMAN MP | REUTERS