TEMPO.CO, - Bentrokan terjadi antara orang Arab dan non-Arab di Darfur Barat Sudan. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai 79 lainnya.
“Mengerikan. Sampai sekarang, orang tidak dapat menjangkau rumah sakit mana pun," kata Salah Saleh seorang dokter dan mantan direktur medis di rumah sakit utama di ibu kota provinsi Genena dikutip dari Arab News, Ahad, 17 Januari 2021.
Seorang pekerja, Al-Shafei Abdalla, mengatakan bentrokan bermula dari penikaman seorang pria Arab hingga tewas di sebuah pasar di kamp Krinding pada Jumat kemarin. Aparat keamanan telah menangkap pelaku.
Namun keesokan harinya, keluarga orang yang meninggal itu, dari suku Arab Rizeigat, menyerang kamp Krinding. "Dan membakar sebagian besar rumah di sana," kata Abdalla.
Adam Regal, juru bicara organisasi lokal yang membantu mengelola kamp pengungsi di Darfur, berbagi rekaman yang menunjukkan rumah dan properti terbakar di kamp Krinding setelah serangan hari Sabtu.
Video tersebut menayangkan bagaimana orang-orang yang terluka dengan pakaian berlumuran darah. Rekaman itu juga menunjukkan wanita dan anak-anak membawa barang-barang mereka, yang diduga melarikan diri dari bentrokan di kamp
Baca juga: Normalisasi Hubungan Israel, Netanyahu Kirim Gandum ke Sudan
Gubernur Mohammed Abdalla Al-Douma mengatakan pemerintah akan memberlakukan jam malam yang akan mencakup penutupan semua pasar dan larangan pertemuan di seluruh provinsi imbas kejadian ini.
Al-Douma memberikan mandat kepada pasukan keamanan dan tentara untuk menggunakan kekuatan guna mengendalikan situasi.
Kantor perdana menteri di Khartoum mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa delegasi tingkat tinggi yang dipimpin oleh jaksa tertinggi Sudan akan menuju ke Genena. "Untuk mengambil tindakan yang diperlukan dan untuk membangun kembali stabilitas di Darfur Barat," ujarnya.
ARAB NEWS
https://www.arabnews.com/node/1793891/middle-east