TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu restoran di Thailand menyajikan menu dengan daun ganja setelah Thailand mencabut ganja dari daftar narkotika.
Hidangan yang dijuluki "Roti Tertawa" dan "Salad Menari Ria" adalah beberapa menu yang ditawarkan oleh restoran di Rumah Sakit Chao Phya Abhaibhubejhr di Prachin Buri.
"Daun ganja, jika dimasukkan ke dalam makanan atau bahkan dalam jumlah kecil ... akan membantu pasien pulih lebih cepat dari penyakitnya," kata Pakakrong Kwankao, pemimpin proyek di rumah sakit tersebut, dikutip dari Reuters, 16 Januari 2021.
"Daun ganja dapat meningkatkan nafsu makan dan membuat orang tidur nyenyak, dan juga dalam suasana hati, dalam suasana hati yang baik."
Sandwich daging babi dengan daun ganja disajikan di kantin rumah sakit Abhaibhubejhr di provinsi Prachin Buri, di luar Bangkok, Thailand 15 Januari 2021. Hanya mereka yang diberi wewenang oleh pemerintah yang dapat menanam dan membudidayakan ganja. Rumah Sakit Chao Phraya Abhaibhubejhr sendiri memang telah aktif mempromosikan ganja untuk penggunaan medis. REUTERS/Jorge Silva
Baca juga:
Rumah sakit ini dikenal sebagai pelopor untuk mempelajari ganja di Thailand, dengan mempelajari manfaat ganja untuk menghilangkan rasa sakit dan kelelahan. Rumah sakit ini memang sudah lama mempromosikan ganja untuk penggunaan medis.
Menu ganja yang ditawarkan restoran rumah sakit ini meliputi sup daging babi, roti lapis yang digoreng dengan daging babi dan daun ganja, dan salad daun ganja renyah yang disajikan dengan daging babi giling dan sayuran cincang.
"Saya belum pernah mengkonsumsi ganja, rasanya aneh tapi enak," kata pelanggan bernama Ketsirin Boonsiri.
Hidangan salad dengan daun ganja goreng di kantin rumah sakit Abhaibhubejhr di Bangkok, Thailand, 15 Januari 2021. Rumah sakit ini memang telah aktif mempromosikan ganja untuk penggunaan medis dan membuka klinik medis mariyuana pada 2019. Selain itu, rumah sakit ini juga mendistribusikan minyak ganja dengan kandungan THC rendah pada pasien. REUTERS/Jorge Silva
Baca juga: Thailand Akan Izinkan Penggunaan Ganja Rendah THC untuk Kosmetik dan Makanan
Pelanggan lain bernama Nattanon Naranan mengatakan rasa daun ganja mirip dengan sayuran sehari-hari, tetapi efek sampingnya cukup berbeda.
"Itu membuat tenggorokan saya kering dan saya menginginkan yang manis-manis," katanya.
Wakil Menteri Pendidikan Thailand Kanokwan Vilawan mengatakan ingin menawarkan masakan Thailand yang terkenal dengan ganja untuk menjangkau khalayak internasional.
"Kami berencana menambahkan lebih banyak (ganja) ke masakan Thailand yang sudah terkenal, seperti sup kari hijau, untuk lebih mendongkrak popularitas hidangan ini," kata Kanokwan.
Pada 2017 Thailand menjadi negara Asia Tenggara pertama yang melegalkan ganja untuk penggunaan medis dan sejak itu membuka banyak klinik medis marijuana.
Sumber:
https://www.reuters.com/article/oddlyEnoughNews/idUSKBN29K1LO?il=0