TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah petisi resmi diajukan kepada anggota parlemen Australia, yang mendesak agar pelajar internasional dibebaskan dari aturan penutupan wilayah perbatasan. Petisi ini sudah mendapat hampir 3 ribu tanda-tangan.
Pelajar internasional yang melakukan protes itu menyoroti buruknya kualitas belajar online atau daring dan beberapa ada yang merasa sekolah menjadi kurang optimal.
Kawasan Bourke Street yang terlihat kosong terlihat setelah jam malam di seluruh kota diberlakukan untuk memperlambat penyebaran Covid-19 di Melbourne, Australia, 2 Agustus 2020. Negara bagian Victoria kembali memberlakukan lockdown setelah dilaporkan sejumlah kasus virus corona. AAP/Erik Anderson via REUTERS
Petisi itu masih membutuhkan 12 ribu tanda-tangan dari masyarakat Australia atau mereka yang punya izin tinggal di Negeri Kangguru itu. Batas waktu pengumpulan tanda-tangan adalah 10 Februari 2021 sebelum diserahkan ke anggota parlemen Australia untuk dibahas.
“Mereka ini adalah pelajar dari berbagai negara di Asia dan negara lain di dunia,” kata Phill Honeywood, CEO dari Asosiasi Pendidikan Internasional Australia.
Australia telah memberlakukan aturan yang sangat ketat demi mencegah penyebaran virus corona. Negeri Kangguru itu menutup wilayah perbatasan lintas negara bagian di Australia dan perbatasan wilayah internasional. Warga Australia yang baru pulang dari luar negeri harus menjalani karantina di tempat yang sudah ditunjuk dan mewajibkan masyarakat di berbagai kawasan di Australia untuk menggunakan masker.
Pada Jumat, 15 Januari 2021, kasus virus corona di Australia sudah masih hari kedua berstatus nol kasus baru positif Covid-19.
Sektor pendidikan di Australia yang memiliki potensi ekonomi AUD 37 miliar, sejak awal 2020 dalam kondisi berdarah-darah atau ketika wabah virus corona telah mendesak penutupan wilayah perbatasan.
Sektor pendidikan Australia berkontribusi cukup signifikan pada perekonomian negara itu sampai AUD 1,9 trilun, yang dihasilkan dari sewa properti di sana bagi mahasiswa, penjualan retail dan pertumbuhan tenaga kerja.
“Uang tabungan keluarga kami bukan untuk membayar video-video belajar online. Uang kami juga bukan untuk menyewa tempat tinggal, yang bahkan tidak kami tempati,” demikian bunyi petisi itu.
Sumber: https://www.reuters.com/article/health-coronavirus-australia-students/international-students-launch-campaign-to-return-to-australia-amid-border-closures-idUSL1N2JQ09F