TEMPO.CO, Jakarta - CEO Airbnb Brian Chesky pada Kamis, 14 Januari 2021 memproyeksikan industri travel akan berubah secara permanen setelah adanya pandemi Covid-19. Ribuan orang saat ini memilih liburan ke kota-kota kecil dan menghabiskan lebih banyak mengunjungi keluarga dan handai-tolan.
Pariwisata tradisional dan melihat-lihat tempat tujuan wisata dunia akan berkurang secara signifikan karena para pelancong lebih mengincar kota-kota kecil dan sebisa mungkin tidak melakukan penerbangan, termasuk itu untuk pertemuan bisnis.
“Para turis merindukan apa yang telah diambil dari mereka. Mereka tidak merindukan melihat Times Square. Mereka merindukan bertemu teman-teman dan keluarga mereka yang sudah lama tidak berjumpa,” kata Chesky.
Rumah masa kecil Trump disewakan di Airbnb. cnn.com
Bisnis Airbnb terpukul dengan pandemi Covid-19 sejak awal 2020. Pertumbuhan bisnis perusahaan startup asal San Francisco, Amerika Serikat ini, anjlok sampai 80 persen.
Baca juga: Sebab Covid-19, Airbnb Buat Aturan Melarang Pesta di Akomodasi
Akan tetapi, ketika lockdown dilonggarkan, lebih banyak pelancong memilih menginap di rumah-rumah yang disewakan, ketimbang di hotel. Kondisi ini membantu Airbnb mendapatkan keuntungan mengejutkan pada kuartal ketiga.
Airbnb mendapatkan keuntungan dari kenaikan penyewaan rumah-rumah yang jauh dari kota besar. Kenaikan tertinggi terjadi pada Desember 2020, yang naik lebih dari dua kali lipat. Saham Airbnb naik sekitar 10 persen ke rekor tertinggi pada Kamis, 14 Januari 2021
Airbnb memutuskan untuk tetap menjalankan roda bisnisnya setelah berkonsultasi dengan pejabat lokal dan federal dan setelah beberapa pemilik penginapan waswas bakal banyak pemesanan yang dibatalkan.
Sikap Airbnb itu juga serupa dengan rantai hotel-hotel besar seperti Hilton Worldwide Holding Inc dan Marriott International, yang berencana mempertahankan reservasi yang ada.
Sumber: https://www.reuters.com/article/us-airbnb-ceo/airbnb-ceo-says-travel-never-going-back-to-the-way-it-was-before-pandemic-idUSKBN29J2QY