TEMPO.CO, Jakarta - Potensi kerusuhan di hari pelantikan Joe Biden pada 20 Januari nanti ditanggapi serius oleh berbagai pihak. Beberapa bisnis di sana, misalnya, sudah memutuskan untuk tutup dulu di hari pelantikan. Di kawasan US Capitol, di mana pelantikan akan digelar, wilayah yang dijaga pagar pembatas diperluas aparat setempat hingga Pengadilan Mahkamah dan Perpustakaan Kongres Amerika. Alhasil, di hari pelantikan, situasi Washington akan menyerupai lockdown.
"Kami jelas bersiap-siap untuk potensi (kerusuhan) tersebut, baik pada akhir pekan ini ataupun di hari pelantikan nanti," ujar anggota Parlemen Amerika dan mantan agen CIA, Abigail Spanberger, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 15 Januari 2021.
Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah lembaga penegak hukum federal mewanti-wanti warga Amerika untuk berhati-hati menjelang pelantikan Joe Biden pada Rabu pekan depan. Sebab, berdasarkan laporan intelijen yang diterima, mulai muncul indikasi kelompok ekstrimis akan membuat onar di 50 negara bagian. Mereka, kata lembaga terkait, menggunakan kerusuhan US Capitol sebagai motivator utama.
Kerusuhan US Capitol, yang terjadi Rabu pekan lalu, memang menjadi sorotan utama di Amerika akhir-akhir ini. Peristiwa tersebut menunjukkan betapa beringasnya kelompok-kelompok pendukung Presiden Amerika Donald Trump ketika berhasil diprovokasi. Sebanyak enam orang tewas dalam peristiwa tersebut dan Donald Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya karena diyakini Parlemen Amerika terlibat.
Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Baca Juga:
Per berita ini ditulis, FBI dan satgas yang dibentuk untuk menginvestigasi kerusuhan US Capitol masih memburu orang-orang yang diyakini terlibat. Kurang lebih sudah ada 170 kasus diproses dan 70 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Nah, mereka yang belum tertangkap dikhawatirkan akan membuat gara-gara lagi menjelang atau saat pelantikan Joe Biden.
Tidak ingin digunakan oleh mereka yang berpotensi membuat rusuh, beberapa bisnis di Amerika mulai mengambil inisiatif. AirBnb, platform penyedia jasa penginapan, memutuskan untuk membatalkan semua pesanan di hari pelantikan Joe Biden. Hal itu untuk meminimalisir kemungkinan anggota kelompok ekstrimis menggunakan jasa mereka untuk mencari penginapan di Washington DC.
Maskapai Penerbangan Delta Air Lines mengambil langkah serupa. Mereka memasukkan sejumlah figur yang disebut terlibat dalam kerusuhan US Capitol dalam daftar cegah. Selain itu, di bandara, mereka akan melarang semua penumpang tujuan Washington yang membawa senjata untuk terbang.
"Kami semua dalam situasi siaga darurat karena peristiwa-peristiwa yang terjadi di Washington beberapa waktu terakhir," ujar CEO Delta Air Lines, Ed Bastian.
Taman Nasional pun menutup layanannya di hari pelantikan nanti. Mereka tidak akan memberikan tour apapun dan meminta pendatang untuk tidak datang ke kota Washington. Wali Kota Washington, Muriel Bowser, mendukung hal itu.
"Keputusan akan dibuat soal perlu atau tidak menutup Mal Nasional yang menghubungkan gedung US Capitol dengan Lincoln Memorial," ujar pengurus Taman Nasional menambahkan.
Wakil Presiden Amerika Mike Pence dikabarkan akan menggelar pertemuan dengan Agensi Manajemen Darurat Federal (FEMA) pada hari ini untuk membahas pengamanan pelantikan Joe Biden. Selain 20 ribu personil militer yang telah disiapkan untuk berjaga-jaga, mereka ingin mengkaji segala kemungkinan yang bisa terjadi.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA