TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus ikut berkomentar soal kerusuhan US Capitol yang terjadi pada Rabu kemarin. Dikutip dari kantor berita Reuters, ia mengaku heran hal tersebut sampai bisa terjadi. Ia kemudian menyebut serangan yang terjadi sebagai bentuk pelanggaran demokrasi.
"Saya merasa terheran-heran karena mereka adalah orang-orang yang telah didisiplinkan oleh demokrasi," ujar Paus Fransiskus, Sabtu, 9 Januari 2021.
Meski terheran-heran, Paus Fransiskus bisa paham bahwa terkadang tidak semuanya berjalan sesuai harapan. Negara demokratis seperti Amerika, kata ia, ternyata bisa mengalami peristiwa seperti kerusuhan US Capitol.
"Selalu saja ada hal yang tidak berjalan sesuai harapan...dengan orang-orang mengambil jalan yang berseberangan dengan komunitas, demokrasi, dan kebaikan," ujarnya.
Per berita ini ditulis, penyelidikan atas kerusuhan US Capitol masih terus berjalan. Belasan orang telah ditetapkan sebagai tersangka untuk perkara menerobos properti pemerintah secara paksa, mencuri properti pemerintah, hingga melanggar jam malam.
Presiden Amerika Donald Trump menjadi salah satu figur yang disorot setelah peristiwa itu terjadi. Ia dianggap ikut bertanggung jawab karena mereka yang menyerbu US Capitol adalah para pendukungnya. Selain itu, Donald Trump juga memprovokasi para pendukungnya untuk tidak menerima hasil Pilpres Amerika yang hendak disahkan di US Capitol saat itu.
Pasca insiden itu, Donald Trump menghindar dari penampilan publik. Pernyataan terakhir darinya hanyalah mengakui pergantian pemerintahan serta tidak akan hadir dalam pelantikan Joe Biden 20 Januari nanti. Sementara itu, kubu Demokrat di Parlemen berupaya untuk memakzulkannya.
ISTMAN MP | REUTERS