Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

WHO Minta Negara-negara Kaya Tidak Serakah Membeli Vaksin COVID-19

image-gnews
Vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19. REUTERS/Johanna Geron
Vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19. REUTERS/Johanna Geron
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, meminta negara-negara kaya untuk berhenti menguasai suplai vaksin COVID-19. Sebab, kata ia, masih banyak negara-negara miskin yang belum mendapat kepastian suplai vaksin COVID-19 hingga sekarang.

"Tidak boleh ada negara yang diperlakukan berbeda atau mengambil jalan pintas untuk menguasai suplai vaksin sementara negara lainnya tidak kebagian...Negara-negara kaya menguasai mayoritas suplai," ujar Ghebreyesus, dikutip dari kantor berita Reuters, Sabtu, 9 Januari 2021.

Untuk suplai vaksin COVID-19 yang sudah kadung dibeli, Ghebreyesus meminta negara yang memiliki dosis berlebih untuk mengalihkannya ke negara lain. Hal itu, kata ia, bisa dilakukan lewat fasilitas milik COVAX. COVAX adalah inisiatif WHO untuk memastikan negara miskin mendapat cukup suplai vaksin COVID-19.

Sejauh ini, COVAX sudah mengumpulkan US$6 miliar dari US$7 miliar yang dibutuhkan untuk mengadakan vaksin COVID-19 bagi 92 negara berkembang. Namun, seperti yang sudah disampaikan, problem yang dihadapi sekarang adalah memastikan ada suplai vaksin yang bisa dibeli.

Negara-negara kaya atau blok yang diketahui sudah menguasai suplai vaksin dalam jumlah besar adalah Inggris, Amerika, Swiss, Israel, dan Uni Eropa. Uni Eropa, misalnya, baru saja mengabarkan telah mengamankan separuh dari total suplai vaksin COVID-19 yang bisa disediakan Pfizer untuk dunia.

Karena Pfizer mengklaim bisa memproduksi 1,2 miliar dosis, maka Uni Eropa sudah mengamankan 600 juta dosis. Dan, Uni Eropa mensinyalkan belum akan berhenti mengamankan suplai vaksin untuk 450 juta warganya. Mereka mengincar vaksin dari pengembang lain seperti Moderna dan AstraZeneca.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini problem nyata," ujar Ghebreyesus yang tidak mau menuding negara manapun secara spesifik.

Per berita ini ditulis, di dunia tercatat ada 88 juta kasus dan 1,9 juta kematian akibat COVID-19. Dalam 24 jam terakhir, jumlah kasus bertambah 146 ribu. Beberapa di antaranya akibat varian baru COVID-19.

ISTMAN MP | REUTERS

https://www.reuters.com/article/us-health-coronavirus-who/who-tells-rich-countries-stop-cutting-the-vaccines-queue-idUSKBN29D2AK?il=0

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

8 jam lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

3 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

6 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

6 hari lalu

Presiden Iran Ebrahim Raisi. Kepresidenan Iran/WANA via REUTERS
Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

7 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

7 hari lalu

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez. REUTERS/Andrew Kelly
Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.


Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

8 hari lalu

Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni. Sumber: Reuters
Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.


Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

9 hari lalu

Petugas polisi berdiri selama protes yang oleh penyelenggara disebut sebagai
Daftar Negeri yang Mengakui Negara Palestina

Sebagian besar negara anggota PBB masuk ke dalam daftar negara yang sudah mengakui negara Palestina. Negeri sedang mengalami konflik dengan Israel